MALANG – Islam menawarkan ajaran damai saat pertama kali diperkenalkan oleh Rasulullah SAW dan piagam Madinah menjadi contoh nyata dalam konsep perdamaian dan toleransi yang dibawa Islam. Hal tersebut disampaikan perwakilan Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Dr. Didit Hadi Barianto dalam acara Dialog Kebangsaan Hari Pahlawan, Rabu (8/11).
Ia menyayangkan nilai-nilai perdamaian tersebut menjadi luntur bahkan hilang saat agama dijadikan kendaraan politik oleh sejumlah golongan. Sebab menurutnya agama menjadi hilang kesuciannya ketika bercampur dengan politik dan kekuasaan.
“Pada kenyataannya politik atas nama agama telah menjauhkan kita dari perdamaian. Ketika isu agama dipolitisasi maka perdamaian hilang,” sambungnya dalam acara yang di Aula Sarwakirti Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) tersebut.
Sementara itu narasumber kedua, Dr. Bambang Noorsena menyebut di tengah situasi terkini yang menjadikan agama sebagai kendaraan politik, Pancasila menjadi alat pemersatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pancasila adalah anugrah untuk merawat keragaman nusantara. Kalau Tuhan kita penjarakan dengan agama kita, bukankah Dia jadi tidak berkuasa lagi?” tambah pendiri Institut For Syriac Christian Studies tersebut.
Selain dua narasumber di atas, dialog yang digagas oleh BEM Universitas Kanjuruhan Malang ini juga diisi para tokoh lintas agama seperti Pendiri Vihara Dramadipa Arama, Bante Kanthidaro Mahatera dan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang Prof.Dr. Abdul Haris, M.Ag. Pada kesempatan ini, sejumlah anggota Jemaat Ahmadiyah Malang memberikan cinderamata berapa Al-Quran tafsir Jemaat Ahmadiyah Indonesia kepada narasumber.
Kontributor : B.Ahmad Sanusi
Editor : Talhah Lukman Ahmad
Warta Ahmadiyah Portal Berita Jamaah Muslim Ahmadiyah Indonesia