W3vina.COM Free Wordpress Themes Joomla Templates Best Wordpress Themes Premium Wordpress Themes Top Best Wordpress Themes 2012

Tag Archive | "Bali"

rashid-ahmad-amerika-mantan-presiden-jamaah-muslim-ahmadiyah-meninggal-dunia

Rashid Ahmad Anggota Terhormat Jamaah Muslim Ahmadiyah Meninggal Setelah Lebih dari Enam puluh Tahun Berkhidmat

Jamaah Muslim Ahmadiyah USA berduka atas wafatnya al-Hajj Rashid Ahmad Amerika

Jamaah Muslim Ahmadiyah USA berduka atas meninggalnya mantan Presiden-nya, al-Hajj Rashid Ahmad American, yang meninggal di Milwaukee, Wisconsin pada tanggal 7 Februari 2015, dalam usia 91. Kita adalah milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.

Rashid Ahmad lahir pada tahun 1923 di St Louis, Illinois. Beliau menjadi Muslim Ahmadi pada tahun 1947. Pada tahun 1949, beliau melakukan perjalanan ke Pakistan untuk belajar Islam. Selama di Pakistan beliau menjadi fasih berbahasa Urdu dan Punjabi. Saat di Pakistan itulah beliau menerima julukan kesayangan “American“, yang beliau adopsi menjadi namanya.

Selain keterlibatannya dalam Jamaah Muslim Ahmadiyah, ia juga merupakan tokoh masyarakat Milwaukee. Mr. Ahmad  muncul secara rutin di program TV Islam Live pada saluran TV publik.

“Rashid Ahmad American adalah role model bagi ribuan orang. Sifatnya yang sederhana menyentuh semua orang dan dia akan sangat dirindukan oleh teman-teman, keluarga, dan anggota Jamaah kami. ” Kata Wasim Malik, Wakil Presiden Jamaah Muslim Ahmadiyah Amerika Serikat, “Kami sangat menghormatinya dan menyampaikan doa tulus kami untuk Mr. Ahmad dan keluarganya yang berduka. Anggota Jemaat , muda dan tua, akan sangat merindukannya.”

Sumber : ahmadiyya.us

Posted in Mancanegara, Siaran PersComments (0)

ahmadiyah-love-for-all-hatred-for-none

Ahmadiyah : Love for All Hatred for None

Tempo pernah memuat liputan tentang sejumlah Masjid Ahmadiyah yang disegel oleh golongan tertentu maupun pemerintah melalui SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri. Konsep kerukunan beragama SBY yang melahirkan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) memang membuat minoritas makin terjepit oleh arogansi mayoritas. Pembangunan rumah Ibadah minoritas makin dipersulit. Rumah ibadah yang sudah berdiri jauh lebih lama dari SKB 3 menteri pun ikut terkena dampaknya. Penyegelan rumah ibadah dan persekusi terhadap komunitas Ahmadiyah terus terjadi. Terutama di Jawa Barat.

Ada sebuah kecenderungan bahwa di dunia ini ada banyak orang yang membenci apa yang tidak diketahuinya. Orang yang tidak tahu Syiah akan membenci Syiah. Orang yang tidak tahu Ahmadiyah akan membenci Ahmadiyah dan hal-hal lainnya. Ketidaktahuan membawa seseorang pada perilaku intoleransi. Riset dari Kemenag pada tahun 2010 tentang Kekerasan atas Nama Agama menyimpulkan bahwa semakin sedikit ilmu seseorang tentang agama, semakin membentuk perilaku intoleran. Jadi, silakan bercermin, saat seseorang mengkafirkan orang lain, apakah ilmunya sudah tinggi? Jika ada sebuah lembaga yang mengkafirkan umat beragama lain, apakah ia sudah benar-benar meneliti tentang agama/kepercayaan yang ia kafirkan?

Kata Rumi, dengan mata cinta, segalanya jadi indah. Bagaimana jika kita melihat dengan mata kebencian? Bukankah akan terjadi sebaliknya? Itulah mengapa, sebaiknya orang yang ingin tahu lebih jauh tentang ajaran yang hendak ia tentang mengetahui langsung dari sumber pertama berita. Bukan sekedar kata mereka. Kata ulama. Atau desas desus belaka. Gunakan prinsip verifikasi sekalipun anda bukan jurnalis. Toh agama sudah mengajarkan tentang konsep tabayyun.

Hari ini aku berkunjung dan sholat Jum’at di satu-satunya masjid Ahmadiyah Jogja. Masjid ini bernama Masjid Arif Rahman Hakim. Arif Rahman Hakim adalah seorang pemuda dalam puisi “Karangan Bunga” karya Taufik Ismail yang ditembak aparat di depan Istana Negara pada 25 Febuari 1966. Belum banyak orang yang tahu bahwa dia adalah seorang muslim Ahmadiyah.

Jamaah Ahmadiyah di masjid ini ramah-ramah. Mereka tidak memandangku dengan aneh saat shalat dengan menggunakan turbah untuk bersujud. Mereka juga tidak mempersoalkan aku yang sholat tanpa bersedekap. Berbeda jika aku shalat di masjid biasa. Orang biasanya akan memandangku dengan aneh dan bertanya ini itu mengenai perbedaan fiqih. Beberapa kali juga pernah langsung dituduh macam-macam hanya karena berbeda dalam fiqih. Bukankah ada perbedaan fiqih juga di tubuh Ahlussunah Waljamaah antara Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali? Sedikit perbedaan itu juga seharusnya bukan sesuatu yang perlu dipertentangkan lebih jauh. Karena sebanyak apapun tafsir maupun intepretasi umat terhadap agama, sumbernya tetap Satu. Kita menyebutnya Tuhan, Allah dan nama-nama Agung lainnya.

Jamaah Ahmadiyah tata cara sholatnya sama seperti Ahlussunah Waljamaah. Dari takbiratul ihram, bersedekap, rukuk, sampai bersujud. Mereka juga bershahadat, melakukan shalat, berpuasa, zakat dan haji. Persis seperti Muslim Sunni. Sayangnya, pemda Tasikmalaya sudah memberlakukan aturan bahwa jamaah Ahmadiyah dilarang melakukan ibadah Haji. Tentu saja ini merupakan pelanggaran terhadap kebebasan melakukan ibad

Khatib Shalat Jumat Ahmadiyah siang tadi berbicara tentang pentingnya pertemuan-pertemuan rohani untuk memperkuat silaturahmi antar anggota Ahmadiyah. Tidak ada khotbah kebencian terhadap pengikut aliran lain atau kepada capres tertentu. Wajar, Ahmadiyah memang menjunjung tinggi perdamaian. Di tembok masjid Ahmadiyah ini terpampang motto yang selalu dijunjung tinggi oleh para jamaah Ahmadiyah. ” Love for All Hatred for None .”

Siapa yang siang tadi dapet khotbah sholat Jumat yang berisi kebencian dan provokasi? Mau pindah tempat sholat Jumat nggak? :))

PS :
Terimakasih untuk sahabat Ahmadi ku Fatimah Zahrah, yang memperbolehkan aku ikut mengunjungi sekaligus beribadah di masjid Arif Rahman Hakim ini. Terimakasih juga untuk Sita Magfira , mbak-mbak Filsafat UGM yang mau mengantar kami berdua ke masjid ini dan kemana-mana seputar Jogja di tengah kesibukan seputar perkuliahan dan perpacarannya. *peluk satu-satu*

Sumber : Syahar Banu

Posted in NasionalComments (0)

pembinaan-mubayyin-baru-ahmadiyah-sanding-warta-ahmadiyah

Pembinaan Mubayyin Bari Ahmadiyah Sanding : Usaha Mengobati Kerinduan

Garut – Minggu pagi (1/2) Mesjid Mahmud milik Jemaat Ahmadiyah Sanding dipenuhi oleh sekelompok orang yang datang dari lokasi yang cukup jauh di Kabupaten Garut. Mereka datang menggunakan mobil kol bak (mobil bak terbuka) dan beberapa buah sepeda motor.

Tujuan kedatangan rombongan ini adalah untuk menghadiri Pembinaan Mubayyin Baru yang diadakan oleh Jemaat Ahmadiyah Sanding di awal bulan Pebruari ini. Sekitar 80 orang hadir dalam kegiatan ini. Mereka adalah para mubayyin baru yang berasal dari lokasi pertablighan yang cukup jauh dari pusat kabupaten Garut ditambah para mubayyin yang tinggal di dekat Jemaat Sanding serta para pengurus Jemaat Sanding.

Tiga orang muballigh yang bertugas di wilayah Garut menjadi narasumber pada kegiatan tersebut. Muballigh wilayah, Mln. Ridwan Ahmad menjadi pembuka acara dengan menyampaikan panjang lebar mengenai Jemaat Ahmadiyah ini. Bagaimana para mubayyin harus bersyukur masuk ke dalam Jemaat ini karena mereka telah mendapatkan mutiara yang tidak ternilai harganya. Sholat berjamaah pun menjadi sorotan beliau agar dapat dilaksanakan setiap saat di tempat mereka.

Mln. Syihab Ahmad menjadi pembicara kedua. Beliau menyampaikan penjelasan mengenai 10 syarat bai’at yang menjadi dasar serta tujuan kita dalam beramal di dalam Jemaat ini. Tidak ada satu pun poin yang bertentangan dengan ajaran Islam jika baca satu per satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap anggota setelah bergabung dalam Jemaat Ahmadiyah ini.

Mln. Tatep Wahyu menjadi pembicara terakhir pada kesempatan ini. Beliau mengambil tema akidah yang dibawa oleh Jemaat Ahmadiyah. Para Mubayyin diingatkan kembali bahwa mereka telah memilih jalan yang telah Allah Ta’ala janjikan kepada Rasulullah saw.karena akidah yang dibawa oleh Ahmadiyah tidak bedanya dengan akidah yang dibawah oleh Rasulullah saw. dalam agama Islam.

Acara pembinaan mubayyin baru tersebut ditutup pukul 15.00 WIB. Para peserta cukup terkesan dan sangat merindukan suasana seperti ini. Insya Allah kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin agar para mubayyin baru ini dapat selalu tersiram dengan ilmu-ilmu rohani yang Allah Ta’ala telah sampaikan melalui Rasulullah saw.

Daerah Sukarame dan Arinem ini merupakan kelompok yang dulu pernah dijadikan lokasi pertablighan oleh Jemaat. Cukup banyak anggota yang bai’at disana. Tetapi karena situasi yang kurang aman serta jauhnya lokasi dari pusat Jemaat maka pembinaan yang dilakukan sempat kurang optimal. Butuh waktu paling tidak 3 jam untuk sampai ke lokasi tersebut. (Syihab)

Sumber : http://ahmadiyyapriatim.blogspot.com/2015/02/pembinaan-mubayyin-baru-di-sanding.html

Posted in Nasional, TarbiyatComments (0)

mta-sejarah-ahmadiyah-warta-ahmadiyah

Berbagai Peristiwa Penting di Bulan Januari dalam Sejarah Ahmadiyah yang Perlu Anda Tahu

Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah Ahmadiyah di bulan Januari.

12 Januari 1889 : Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra dilahirkan di Qadian.

1 Januari 1919 : Hazrat Khalifatul Masih II memulai sistem Nazarat dalam Sadr Anjuman Ahmadiyah dan menunjuk Hazrat Maulwi Sher Ali Sahib sebagai Nazir A’la pertama.

6 Januari 1920 : Hazrat Khalifatul Masih II meminta Jemaat untuk berkontribusi dalam pembangunan Masjid Fadhl London. Banyak wanita Ahamdi yang menyumbangkan perhiasan dan pelajar menyumbangkan uang sakunya.

23 Januari 1921 : Untuk membangun harmoni antara Islam dan Hindu, Hazrat Khalifatul Masih II menyarankan agar pemeluk hindu mengirimkan 12 pelajar ke Qadian untuk belajar Al-Qur’an dan 2 pelajar muslim dikirim untuk belajar Weda.

29 Januari 1926 : Untuk pertama kalinya dalam Jalsah Salanah pidato disampaikan dalam 24 bahasa.

Januari 1935 : Tahun itu diawali dengan persekusi yang luar biasa terhadap para ahmadi. Para Ahamdi diserang, dipukuli, dan dilempari batu di berbagai belahan India. Bahkan ada juga yang dilarang mengambil air dari sumur. Masjid-masjid Ahmadiyah diduduki paksa dan para Ahmadi diusir dari rumah mereka. Di bulan itu juga Hazrat Khalifatul Masih II menginstruksikan jemaat mendirikan kantor permanen Takhrik Jadid dan menunjuk Maulwi Abdur Rahman Anwar Sahib untuk menjalankan tugas tersebut.

25 Januari 1936 : Maulwi Ramzan Ali Sahib bertolak dari Qadian untuk mendirikan misi Ahmadiyah di Argentina.

7 Januari 1938 : Khutbah Jumat untuk pertama kalinya dalam sejarah ahmadiyah disampaikan menggunakan pengeras suara di masjid Aqsa Qadian. Huzur menubuwatkan bahwa ada saatnya Khalifatul Masih akan menyampaikan pelajaran Al-Qur’an dan hadits ke seluruh dunia melalui perangkat kominikasi modern. Nubuwatan ini tergenapi dengan MTA.

31 Januari 1938 : Hazrat Khalifatul Masih II mendirikan Majelis Khuddamul Ahmadiyah. Dimulai dengan 10 orang dan menunjuk Maulana Qamaruddin Sahib Sikhwani sebagai presiden pertama.

26 Januari 1940 : Hazrat Khalifatul Masih II merancang kalender Hijriyah Syamsiyah.

4 Januari 1952 : Hazrat Khalifatul Masih II mendirikan amarat propinsi dan menunjuk Mirza Abdul Haq Sahib sebagai amir propinsi Punjab. Beliau menjabat posisi ini hingga tahun 1998 ketika sistem Amarat propinsi dihentikan.

29-31 Januri 1959 : Hazrat Khalifatul Masih III meresmikan untuk pertama kalinya Turnamen Basket Seluruh Pakistan. Hadiah dibagikan oleh Hazrat Muhammad Zafrullah Khan.

13 Januari 1983 : Presiden Spanyol menulis surat ucapan selamat kepada Maulwi Karam Ilahi Zafar Sahib, Mubaligh Ahmadiyah Spanyol atas dibukanya masjid Basharat.

7 Januari 1994 : MTA secara resmi diluncurkan

7 Januari 1994 : Minguan Al-Fadhl Internasional dimulai di London

6 Januari 1997 : Sebuah program perayaan buku 100 tahun buku “Filsafat Ajaran Islam” diadakan di Indonesia.

9 Januari 2004 : Pemerintah Bangladesh melarang semua publikasi jemaat termasuk Al-Qur’an dengan terjemah Bengali.

2 Januari 2007 : Peletakan batu pertama masjid Khadijah Berlin.

Itulah tadi beberapa peristiwa penting dalam sejarah Ahmadiyah yang terjadi di bulan Januari.

Sumber : Buku “Centenary Khilafat-e-Ahmadiyya”

Posted in SejarahComments (0)

kapolres-kabupaten-tasikmalaya-bersilaturahmi-dengan-ahmadiyah-priangan-timur

Kapolres Kabupaten Tasikmalaya Bersilaturahmi dengan Tokoh Ahmadiyah Priangan Timur

Senin, 2/2/2015 Sesepuh Jemaat Ahmadiyah yang berada di Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu menerima kunjungan Kapolres Kabupaten Tasikmalaya dalam rangka silaturahmi.

Bertempat di Rumah Makan Kujang Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Wilayah Priangan Timur Mln. H. Syaeful Uyun menerima langsung AKBP Rusnandi, S.IK,M.Si Kapolres Kabupaten Tasikmalaya yang baru bertugas di Kabupaten Tasikmalaya sejak 7 Januari 2015. Kedatangan Kapolres merupakan undangan resmi dari Mln. Syaeful Uyun untuk bertemu dan bertatap muka menjalin tali silaturahmi.

Kapolres yang berasal dari Indramayu telah banyak berpengalaman di daerah konflik semasa tugasnya, dalam pertemuan dengan Mln. Syaeful Uyun beliau menceritakan pengalaman tugas di daerah konflik seperti Poso, suatu daerah yang boleh dikatakan sebagai sarang geraka Vigilante. Dalam menghadapi kelompok Vigilante ini beliau lebih sering mengedepankan tindakan persuasif dengan cara silatruahmi, mengundang makan, melayat tokoh vigilante saat sakit dan lannya meski tak jarang beliau disebut thagut. Beliau menceritkan bagaimana setelah bentrok melawan kelompok radikal langsung mengunjungi pimpinan kelompok yang terlibat langsung dan bercerita usai perang dengan anak buahnya.

Kapolres menyarankan kepada para sesepuh Ahmadiyah ini untuk senantiasa menjalin komunikasi dengan siapapun di lingkungannya masing-masing. Kepada tokoh pemuda Jemaat Ahmadiyah, Munawarman Kapolres berpesan “Jika ada kegiatan kepemudaan untuk saat ini bawalah nama Tenjowaringin tidak lebih dulu membawa bendera organisasi karena saat ini belum bisa melihat kondisi kemanan agar tercipta suasanan kondusif.”

Beliau juga menyampaikan bawha ada 2 kelompok intoleran yang cenderung suka memaksakan kehendak bila ada sesuatu hal yang menurutnya tidak sesuai dengan apa yang dipahaminya atau dianutnya. Kapolres menambahkan “Ormas-oramas toleran seperti GP Ansor, Banser, NU, PMII, KMRT, Komunitas Aliansi Bersama Cinta Damai adalah kelompok yang senantiasa menjunjung tinggi asas keberagaman di Kabupaten Tasikmalaya.

Di akhir pertemuan Kapolres mengungkapkan rasa syukurnya atas sambutan dan penerimaan warga serta tokoh Jemaat Ahmadiyah. Sementara Mubaligh Wilayah menyambut Kapolres dengan satu harapan “Saya berharap di suatu saat nanti bapak dapat mendirikan shalat jumat di masjid-masjid Jemaat Ahmadiyah yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.”

Munawarman

Sumber : http://ahmadiyyapriatim.blogspot.com/2015/02/silaturahmi-kapolres-ahmadiyah.html

Posted in Nasional, RabthahComments (0)

humanity-first-indonesia-pengobatan-gratis-sukabumi-2015.jpg

Humanity First Indonesia mengadakan pengobatan gratis di Sukabumi

Warga Kemang, Cicantayan Kab. Sukabumi, memperingati Maulid Nabi dengan melakukan pengobatan gratis di Madrasah Al-Madrohiyah. Pengobatan ini di laksanakan pada hari senin, tanggal 26 Januari tahun 2015. Mulai pukul 09.00 s/d 15.00 WIB. Pengobatan gratis bisa terlaksana berkat kerjasama antara beberapa Ormas seperti Lembaga Penelitian Sosial dan Agama (Lensa), Yayasan Al-Masturiyah (NU), Forum Pemuda Lintas Iman Sukabumi (Fopulis), Persatuan Pemuda Kemang (Perpek) termasuk dari Jemaat Ahmadiyah Humanity First Indonesia (Sukabumi).

Ratusan warga mulai memadati lokasi Pengobatan Gratis dari pukul 08.00 WIB, tepatnya di halaman Madrasah Al-Madrohiyah. Warga masyarakat sekitar berdatangan memenuhi undangan dari panitia penyelenggara yang sudah disebar beberapa hari sebelumnya, sementara Rombongan dari Humanity First Indonesia (Sukabumi) datang ke lokasi pada pukul 09.00 WIB dengan berjumlah 27 orang dari LI, Khuddam, Anshar, Mubalighin dan 4 org dr Team DHN.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekarang sangat meriah, pada momen kali ini kami mencoba membuat konsep baru dengan memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis melalui metode Homeopathy” ujar Ketua Panitia.
“Disebutkan pula, kegiatan pengobatan gratis ini meliputi Cek tekanan Darah dan memperkenalkan metode pengobatan Homeopathy kepada masyarakat Kampung Kemang. Di pertengahan acara tampak Bapak Camat Cicantayan hadir dalam kegiatan ini.

“Alhamdulilah kegiatan seperti ini cukup bagus dan membantu terutama masyarakat umum dan lanjut usia yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan”ujar Bapak Camat. Selain itu, tanggapan dari masyarakat sekitar yang sempat hadir dalam kegiatan Pengobatan Gratis ini berharap bahwasanya acara Peringatan Maulid Nabi serupa yang dibarengi dengan kegiatan bakti sosial bisa dilaksanakan secara berkelanjutan di daerahnya.

Kegiatan Pengobatan Homeopathy ini dihadiri total sekitar 310 orang, Kampung Kemang Desa/Kecamatan Cicantayan ini merupakan Kampung tempat kelahiran 3 serangkai Mubaligh Jemaat Ahmadiyah asal Sukabumi (Mln. Habib, Mln.Saefullah Ahmad Farouk dan Mln. Buldan). Sebelumnya Pengobatan serupa di kampung ini sempat mendapat respon yang kurang baik karena kebencian masyarakat sekitar terhadap Jemaat, tetapi sekarang atas Karunia Allah Ta’ala dan buah dari rabtah serta komunikasi yang sudah terjalin dengan baik kita telah sukses mengadakan Pengkhidmatan pengobatan gratis Homeopathy di daerah tersebut, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua Pengkhidmat di dalam Jemaat ini, amin.(ASA)

Posted in Kemanusiaan, NasionalComments (0)

abdul-qadir-dehlvi-warta-ahmadiyah

Abdul Qadir Dehlvi Darwisy Meninggal Dunia di Qadian

Ahmadiyya Times.Dilaporkan Abdul Qadir Dehlvi meninggal di Qadian setelah sakit yang cukup lama dalam usia 97 tahun.

Dehlvi menghembuskan nafas terakhir di kediamannya di Ahmadiyah Colony dan ia dimakamkan di Bahisyti Maqbarah pada Selasa sore , 15 Januari 2014.

Dehlvi datang ke Qadian sebagai sukarelawan menyambut seruan Khalifah kedua Jamaah Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Bashsiruddin Mahmud Ahmad, untuk melindungi keluarga Ahmadi dan tempat-tempat suci.

Para relawan yang tinggal kembali ke Qadian pada saat partisi India-Pakistan berdasarkan arahan pimpinan spiritual mereka – berjumlah 313 orang – datang untuk dihormati sebagai tetua dan mereka mendapat panggilan Darwisy, panggilan yang menandakan rasa tidak mementingkan diri sendiri.

Darwisy Dehlvi bertugas di berbagai departemen Jamaah Ahmadiyah untuk jangka waktu yang lama.

Maulana Mohammad Inaam Ghori, Kepala Sekretaris Jamaah Muslim Ahmadiyah Qadian, memimpin shalat jenazah dan ribuan Muslim Ahmadi lainnya bergabung.

Dehlvi dimakamkan di area khusus yang diperuntukkan bagi para darwisy. Pada akhir upacara pemakaman, Maulana Ghori memimpin do’a.

Abdul Qadir Dehlvi meninggalkan tiga putra dan empat putri. Dua dari anak-anaknya, Nooruddin Ismail dan Noorul Ameen, datang dari Jerman untuk menghadiri pemakaman tersebut.

Darwisy Dehlvi dikenal karena telah bertemu Paus Yohanes Paulus dan menyampaikan pesan bahwa pembaru jaman ini, Mesias yang dijanjikan telah datang di Qadian, India. Kabarnya Dehlvi juga telah menjelaskan ajaran Islam dan ahmadiyah yang benar kepada Paus.

Posted in MancanegaraComments (0)

Pesan Tahun Baru Hadhrat Khalifah Islam Ahmadiyah

Press release dari PressAhmadiyya.com

DALAM khotbah jumatnya, 2 Januari 2015 di Masjid Baitul Futuh Morden, London, Inggris Raya, Imam Jamaah Muslim Ahmadiyah Sayyidina Amirul Mukminin Hadhrat Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad (Hudhur) atba. menyampaikan pesan tahun barunya, menghimbau agar segenap warga muslim Ahmadi harus introspeksi diri dan bermuhasabah, menilai diri apakah pada tahun sebelumnya sudah benar-benar memenuhi tanggungjawabnya sebagai seorang muslim sejati, memenuhi hak-hak Allah serta hak-hak umat manusia.

Hudhur atba. menekankan bahwa tiap muslim Ahmadi harus tegas membuat resolusi untuk mencoba memperbaiki diri pada tahun 2015 ini.

Hudhur atba. mengatakan, tiap muslim Ahmadi harus berusaha keras mengamalkan ‘Sepuluh Syarat Baiat’ yang ditetapkan oleh pendiri suci Jamaah Muslim Ahmadiyah Hadhrat Imam Mahdi-dan-Almasih Yang Dijanjikan Mirza Ghulam Ahmad (Masih Mau’ud) a.s..

Hudhur atba. bersabda, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mengharapkan kita untuk berbuat amal-amal saleh dan untuk menjaga diri dari segala bentuk kezaliman. Bila ini tercapai, kita tidak hanya akan membawa sebuah revolusi positif dalam karakter kita tapi kita juga akan ‘dapat menjadi sarana terwujudnya reformasi rohani di dunia’ dan ‘membawa kedekatan yang lebih kepada Allah swt..

Tentang keesaan Tuhan, mengutip sabda Hadhrat Masih Mau’ud a.s., Hudhur atba. bersabda, keesaan Tuhan tidak hanya berarti bahwa Anda mengatakan “Tiada tuhan selain Allah” dengan lidah Anda tetapi lantas menyembunyikan ratusan berhala dalam hati Anda. …Berhala-berhala bukan hanya mereka yang terbuat dari emas, perak, tembaga, atau bebatuan. Sebaliknya, yang namanya berhala-berhala di sisi Allah swt. itu adalah segala sesuatu, setiap pernyataan, atau setiap perbuatan, yang dihormati sebagaimana layaknya terhadap Allah swt..

Hudhur atba. berdoa, semoga Allah swt. mengampuni kekurangan-kekurangan kita pada tahun yang lalu. Semoga Allah swt. memperkenankan segenap muslim Ahmadi dapat hidup sesuai yang Hadhrat Masih Mau’ud a.s. harapkan. Hudhur atba. juga menyampaikan ucapan selamat tahun baru bagi umat Islam di seluruh dunia.[]

@AhmadiyyatIslam @PressAhmadiyya | @RahmatAli @WartaAhmadiyah

Posted in Dakwah, MancanegaraComments (0)

Belajar di Australia, dosen IAIN ajak mahasiswa ke gereja di Banda Aceh

AYAH juga bukan laki-laki sembarangan. Ia pernah menjadi ketua Rotary chapter Adelaide bagian selatan. Ketika berada di Flagstaff Hill, saya sempat mengikuti dua kali kegiatan Rotary, penggalangan dana dengan cara penjualan lukisan dan interfaith dialogue dengan komunitas Ahmadiyah. selain itu beliau juga pernah menjadi semacam bupati di salah satu wilayah di Australia Selatan pada akhir tahun 70an hingga awal tahun 80an.

Radio Australia

Terbit 5 January 2015, 10:48 AEDT
Sumbangan Tulisan Rosnida Sari

GAMBAR: Para mahasiswa mendengar penjelasan pendeta di Banda Aceh sebagai bagian dari kuliah. (Istimewa)

Terilhami apa yang dialaminya ketika belajar di Universitas Flinders di Australia Selatan, Rosnida Sari, dosen IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh mengajak para mahasiswanya mengetahui agama lain dengan berkunjung ke sebuah gereja di sana.

Saya mempunyai pengalaman yang sangat berkesan dengan mahasiswa-mahasiswi saya. Semester ini salah satu mata pelajaran yang saya asuh adalah Study Gender dalam Islam.

Sepertinya menarik jika mahasiswa yang semuanya Islam ini belajar juga tentang bagaimana agama lain melihat relasi laki-laki dan perempuan di agama mereka.

Niat untuk membawa mahasiswa ini karena saat berada di Adelaide, saya banyak berteman dengan teman lokal. Bahkan saya sempat tinggal bersama keluarga lokal selama tiga bulan di Flagstaff Hill, Australia Selatan.

Saat berteman dengan teman-teman lokal ini saya sering datang memenuhi undangan mereka seperti BBQ, piknik bahkan house warming party. Ketika mereka tau saya beragama Islam dan senang mengunjungi gereja-gereja, mereka berkata bahwa mereka malah tidak pernah mengunjungi mesjid, dan mereka ingin berkunjung ke mesjid suatu saat. Sayangnya, sampai saya kembali ke Aceh, niat itu tidak terealisasikan.

Ketika saya tinggal bersama keluarga lokal, saya juga sempat datang mengikuti beberapa kegiatan gereja yang digawangi oleh ibu. Ibu giat melakukan kegiatan charity seperti membuat club merajut bagi para perempuan di lingkungannya. tujuannya adalah sebagai tempat berkumpul bagi para perempuan untuk berbagi cerita. begitu juga sebagai wadah bagi para pendatang baru di lingkungan yang dekat dengan gerejanya, seperti para pendatang dari Rumania atau Vietnam, yang mungkin belum mempunyai kenalan di lingkungan tersebut.

Dengan mengikuti klub merajut ini, ibu dan teman-temannya dari komunitas lokal bisa membantu para pendatang baru ini tadi, yang bisa jadi belum bisa berbahasa Inggris atau belum mempunyai perlengkapan rumah tangga, seperti sofa atau meja makan. Peralatan ini, terkadang diberikan dengan cuma-cuma oleh anggota gereja.

Ayah juga bukan laki-laki sembarangan. Ia pernah menjadi ketua Rotary chapter Adelaide bagian selatan. Ketika berada di Flagstaff Hill, saya sempat mengikuti dua kali kegiatan Rotary, penggalangan dana dengan cara penjualan lukisan dan interfaith dialogue dengan komunitas Ahmadiyah. selain itu beliau juga pernah menjadi semacam bupati di salah satu wilayah di Australia Selatan pada akhir tahun 70an hingga awal tahun 80an.

Kesempatan untuk bisa berinteraksi dengan Australia, khususnya Adelaide tidak terlepas dari beasiswa yang saya dapatkan dari pemerintah Aceh untuk melanjutkan study saya di Flinders University. Pemerintah Aceh memberikan beasiswa bagi guru dan dosen yang selamat dari musibah tsunami 2004.

Saya tercatat sebagai seorang dosen baru pada tahun 2006 sehingga berhak untuk ikut tes mendapatkan beasiswa ini. Salah satu negara yang memberikan sumbangan sehingga menjadi beasiswa adalah Australia.

Berdasarkan pengalaman tersebut saya lalu mencoba mencoba menjadi ‘jembatan’ perdamaian bagi umat Kristiani dan Islam di kota saya sekarang, Banda Aceh. Saya kira sudah saatnya saya ‘membalas’ kebaikan mereka dengan menjadi semacam ‘pembawa damai’ untuk agama dan budaya yang berbeda ini.

Kembali ke cerita gereja, karena pendeta di salah satu gereja di Banda Aceh ini adalah teman saya, maka sayapun melakukan pendekatan dan mengatakan bahwa saya ingin membawa mahasiswa untuk berkunjung ke gereja.

Selain untuk tau tentang relasi laki-laki dan perempuan di agama mereka, saya juga ingin agar tidak ada ketidaknyamanan mahasiswa pada mereka yang beragama berbeda. Tujuannya tentu saja agar terjadi kesalingpahaman diantara mereka, menghilangkan prasangka yang sudah dibentuk oleh media (Koran dan TV) atau saat mendengar perbincangan orang lain.

Dengan mendengar langsung dari pak pendeta dan tentunya pemeluk agama Kristen itu secara langsung, saya harap para mahasiswa ini bisa bertanya langsung sehingga memahami hal-hal yang berkaitan dengan agama Nabi Isa ini.

Rosnida Sari membantu ibu lokalnya Barbara di Adelaide mengumpuilkan dana bagi kegiatan sosial. (Istimewa)

Rosnida Sari membantu ibu lokalnya Barbara di Adelaide mengumpuilkan dana bagi kegiatan sosial. (Istimewa)

Awalnya saya khawatir mereka tidak mau datang dengan alasan hujan yang amat lebat atau karena tidak nyaman (takut) untuk datang ke gereja. buktinya adalah: ketika saya tawarkan hal ini pada kelas yang lain, mahasiswa di kelas tersebut ogah-ogahan menjawab. Dari sekitar 26 orang, hanya 3 yang mengatakan ya. Sisanya, ada yang senyum kecut dan menggelengkan kepala.

Tapi ternyata mahasiswa dari kelas gender ini sangat antusias. Beberapa kali diantara mereka menelpon bertanya bagaimana sampai ke gereja.

Saya memang menyediakan diri untuk datang terlebih dahulu. Selain agar bisa menyambut mereka disitu, juga agar mereka nyaman bahwa ada seseorang yang telah mereka kenal yang ada di tempat asing tersebut.

Lagi-lagi, saya khawatir mahasiswa saya tidak mau bertanya ketika pak pendeta menyelesaikan memaparnya. saya mempersiapkan beberapa pertanyaan dan saya minta beberapa mahasiswa bertanya dengan pertanyaan yang telah saya siapkan tadi.

Tapi ternyata, setelah pak pendeta menyelesaikan paparannya, beberapa mahasiswa malah bertanya dengan pertanyaan mereka sendiri. Artinya mereka juga berminat untuk tau lebih jauh tentang agama Kristen dan pertanyaan mereka direspon langsung oleh penganut agama tersebut.

Saat pulang, saya menyapa seorang mahasiswa yang bajunya terlihat basah, akibat kehujanan. Dia katakan bahwa dia bukan dari kelas Gender saya, melainkan dari kelas lain yang saya asuh. Ia katakan bahwa ia juga memberitahu teman-temannya dari kelas lain tersebut untuk datang dan ia sangat tertarik dengan apa yang telah ia dengar di dalam gereja tersebut.

Apa yang saya pelajari dari kejadian ini adalah:

Tenyata mahasiswa saya tidak begitu kaku untuk datang ke gereja. nyatanya mereka begitu antusias untuk datang. bagi sebagian muslim, masuk rumah ibadah agama lain adalah sesuatu yang dilarang. tapi saya tidak melihat ini dari mahasiswa saya.

Beberapa mahasiswa saya begitu bersemangat dan antusias untuk mendapatkan ilmu tentang agama yang berbeda. Ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka tanyakan. Meski ada juga mahasiswa yang hanya menjadi pendengar

Saya harap langkah kecil ini bisa menjadi langkah yang lebih besar lagi di masa depan. Saya sangat antusias untuk ini, karena ketika kembali ke ruang kelas, beberapa mahasiswa bertanya kapan mereka bisa datang berkunjung ke rumah ibadat agama lain yang ada di Banda Aceh.

__
Link lain: Aceh Post; Serambi Indonesia.

Posted in Nasional, PerspektifComments (0)

ahmadiyah NTB mengunjungi khilafatul muslimin bima

Ahmadiyah NTB Bersilaturahmi dengan Khilafatul Muslimin Bima

Bagaimana jika dua organisasi Islam yang sama-sama memiliki khalifah bertemu? Itulah yang terjadi di kota Bima, 27 Desember 2014 ketika rombongan Jamaah Muslim Ahmadiyah NTB mengunjungi markas Khilafatul Muslimin di kota Bima.

Meskipun sama-sama dipimpin oleh khalifah, namun ada perbedaan tentang konsep khalifah yang mereka usung. Jika khalifah ahmadiyah bersifat universal dan permanen maka khalifah dalam organisasi Khilafatul Muslimin bersifat sementara. Mereka mengangkat Al-Ustad Abdul Qadir Hasan Baraja sebagai khalifah sementara hingga diangaktnya khalifah yang diakui oleh seluruh umat islam internasional. Hal ini tercantum dalam maklumat di website khilafatul muslimin. Silahkan baca MAKLUMAT DITEGAKKANNYA KEMBALI KHILAFAH ISLAMIYYAH

Dalam silaturahmi tersebut dilaksanakan diskusi berjudul “Paranan Khalifah di Muka Bumi”. Setelah memperkenalkan sebagai penganut Ahmadiyah, Mln. Saleh Ahmadi selaku Mubaligh Wilayah NTB memaparkan dalil-dalil yang tertera dalam Al-Quran mengenai peranan Khalifah di muka bumi. Gayung bersambut, dari pihak Khilafatul Muslimin memaparkan dengan konsep yang sama. Pihak Khilafatul Muslimin menambahkan bahwa pentingnya paranan Khalifah di muka bumi ini karena untuk memperbaiki akhlak umat manusia harus ada pemimpin secara universal yang menjadi teladan untuk di taati, Ujar Ustad Yusuf sebagai juru bicara yang mewakili dari Khilafatul Muslimin. Hingga menjelang sore diskusi mengenai Khalifah belum menemukan titik temu yang jelas. Akhirnya diskusi ditunda di lain waktu. Sebelum berpisah, pihak Ahmadiyah dan Khilafatul Muslimin saling berbagi buku. (SA)

Posted in Dakwah, Nasional, RabthahComments (0)

Page 2 of 41234

@WartaAhmadiyah

Tweets by @WartaAhmadiyah

http://www.youtube.com/user/AhmadiyahID

Kanal Youtube

 

Tautan Lain


alislam


 
alislam


 
alislam


 
alislam

Jadwal Sholat

shared on wplocker.com