W3vina.COM Free Wordpress Themes Joomla Templates Best Wordpress Themes Premium Wordpress Themes Top Best Wordpress Themes 2012

Tag Archive | "Jerman"

Jamaah-Muslim-Ahmadiyah-Tuvalu-Adakan-Peace-Symposium-Pertama-Kalinya-1

Jamaah Muslim Ahmadiyah Tuvalu Adakan Simposium Perdamaian Pertama Kalinya

Ahmadiyya Muslim Tuvalu. Jamaah Muslim Ahmadiyah Tuvalu telah menyelenggarakan Peace Symposium pertama kali di Tuvalu. Acara tersebut diadakan pada Minggu, 7 September 2014 di Masjid Tuvalu. Simposium Perdamaian dihadiri oleh tamu-tamu terhormat dari berbagai latar belakang agama dan keyakinan di Tuvalu seperti dari keyakinan Bahai, EKT (Gereja Kristen Tuvalu), Gereja Mormon, Majelis Gereja Tuhan, Gereja Katolik, aparat pemerintah dan perwakilan dari komunitas Cina di Tuvalu. Para peserta Simposium Perdamaian sekitar 50 orang.

Simposium Perdamaian dibuka oleh Bapak Ampelosa Siaosi, Wakil Presiden Dewan Kota sebagai Wakil Pemerintah Tuvalu. Dia mengatakan bahwa dia sangat senang dan sangat berterima kasih menjadi bagian dari acara yang begitu luar biasa dimana orang-orang dari keyakinan dan agama yang berbeda duduk bersama untuk membahas tentang cinta dan perdamaian. Semua orang di Tuvalu terlepas dari keyakinan dan agama mereka harus bekerja bergandengan tangan untuk menciptakan perdamaian di dalam masyarakat sehingga mereka mungkin bisa hidup dalam harmoni. Tuvalu milik kita semua dan kita harus menjaga negara kecil ini dalam keadaan damai.

Pembicara pertama adalah Uskup Gereja Katolik di Tuvalu, Pastor Raynaldo Getalado. Dia telah menjelaskan tentang hak asasi manusia dan hubungannya dengan menciptakan perdamaian. Dia mengatakan bahwa untuk menjaga perdamaian, setiap orang harus memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hak asasi manusia. Jika masyarakat mengabaikan isu-isu hak asasi manusia, pelanggaran hak asasi manusia yang dapat menciptakan ketidakadilan adalah hasilnya. Kami bertanggung jawab untuk menciptakan perdamaian dalam masyarakat kita.

Jamaah Muslim Ahmadiyah Tuvalu Adakan Peace Symposium Pertama Kalinya 2 254x300 Jamaah Muslim Ahmadiyah Tuvalu Adakan Simposium Perdamaian Pertama Kalinya

Pembicara kedua adalah Ibu Tekiu Taimanuga, wakil Assembly of God Church. Dia menyoroti tentang isu menghormati orang lain untuk menciptakan perdamaian. Dia mengatakan meskipun Tuvalu adalah negara kecil tetapi memiliki banyak agama yang keyakinan berbeda. Jangan berperang atas nama agama. Perdamaian harus dijaga sebagaimana kita semua senang berada di negara damai.

Pembicara ketiga adalah Bapak Muhammad Idrees, Presiden Nasional dan Misionaris dari Ahmadiyah Muslim Ahmadiyah Tuvalu. Dia mengatakan bahwa meskipun Simposium Perdamaian adalah acara pertama yang diselenggarakan oleh Jamaah Muslim Ahmadiyah Tuvalu tetapi sebenarnya Komunitas Muslim Ahmadiyah telah menyelenggarakan “Simposium Perdamaian” di beberapa negara seperti di Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dll Kami menyelenggarakan acara semacam ini sebagai salah satu upaya kami untuk mempromosikan cinta dan perdamaian ke dunia. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Kami telah memilih tema ini “Keadilan menciptakan Perdamaian” untuk Simposium Perdamaian hari ini karena kami percaya bahwa tidak akan ada perdamaian jika tidak ada keadilan. Dia juga mengutip penjelasan Pemimpin Jamaah Muslim Ahmadiyah seluruh dunia, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad yang menyebutkan bahwa di hari dan zaman ketika dunia telah benar-benar menciut ke sebuah desa global dengan cara yang tidak bisa dibayangkan sebelumnya, kita harus menyadari tanggung jawab kita sebagai manusia dan harus mencoba untuk memperhatikan penyelesaian isu-isu hak asasi manusia yang dapat membantu untuk membangun perdamaian di dunia. Jelas, upaya ini harus didasarkan pada keadilan dan pada pemenuhan semua persyaratan keadilan. Ia mengutip penjelasan Huzoor (aba) bahwa hanya ada satu cara untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran dan menuju pada kerusakan bahwa kita harus meletakkan upaya besar kita untuk menyebarkan cinta, kasih sayang dan rasa kebersamaan. Yang paling penting, dunia harus datang untuk mengenali Sang Pencipta, yang adalah Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini karena itu adalah pengakuan dari Sang Pencipta yang menuntun kita menuju cinta dan kasih sayang untuk Penciptaan-Nya, dan ketika hal ini menjadi bagian dari sifat kita, saat itulah kita menjadi penerima Kasih Tuhan.

Program terakhir adalah doa dalam hati yang dipimpin oleh Presiden Nasional Jamaah Muslim Ahmadiyah Tuvalu. Setelah refreshment semua tamu-tamu terhormat meninggalkan lokasi Simposium Perdamaian.

Posted in Mancanegara, RabthahComments (0)

doktor abdul wahab adam amir ahmadiyah ghana

Doktor Abdul Wahab Adam Amir Ahmadiyah Ghana Meninggal Dunia

Ahmadiyah Ghana menegaskan bahwa Maulwi Dr Abdul Wahab Adam, Amir Ahmadiyah Ghana, telah meninggal dunia. Kabar tersebut diberitakan oleh media Ghana dan juga internasional. Beliau seorang terpelajar terkemuka dan pemimpin yang dicintai Muslim ahmadi Ghani, Dr Adam meninggalkan seluruh bangsa Ghana berkabung. إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ

Berikut perkenalan dan gambaran singkat kehidupan Dr Wahab Adam diambil dari Jamiatul Mubashireen, website Ghana.

Maulvi Abdul Wahab Bin Adam lahir pada bulan Desember 1944, di Brofeyedur – Adansi, Ashanti Region. Setelah menamatkan pendidikan menengah di Sekolah Menengah Ahmadiyah T.I. (Kumasi), ia melanjutkan ke Ahmadiyah Muslim Seminary dan Ahmadiyah Theological University, Rabwah, Pakistan, di mana ia menerima Diploma dalam bahasa Arab dan Honours Degree dalam bidang Theology dan Fikih Islam pada tahun 1960.

Setelah mengabdi sebagai Muslim Ahmadiyah Misioanaris di regional Brong-Ahafo tahun 1960 – 1969, ia menjadi Kepala Ahmadiyah Muslim Missionary Training College di Saltpond.

Pada tahun 1971, ia diangkat ke kantor tinggi Wakil Kepala Ahmadiyah Muslim Misi UK, kantor dia begitu kredibel hingga sampai ia diangkat ke posisi Amir (Kepala) dan Misionaris-in-Charge Ahmadiyah Muslim Mission di Ghana. Dia telah mengarahkan urusan Misi dengan luar biasa sejak tahun 1975.

Baik di tingkat nasional maupun internasional, beliau pernah menduduki berbagai jabatan, sebagai berikut

  • Co-editor, Muslim Herald, London
  • Editor Ahmadiyya Bulletin, London
  • Anggota World Council of Ahmadi Muslim Jurists
  • Anggota Centre for Democratic Development (CDD), Ghana
  • Wakil Ketua Ghana Integrity lnitiatve
  • Anggota National Peace Council
  • Co-founder dan Presiden nasional Council of Religions
  • Mantan Anggota National Reconciliation Commission

Dr Adam mewakili Kantor Pusat Internasional Ahmadiyah Muslim Mission di berbagai kesempatan di Kanada, Jerman, Benin, Mali, Cote D’Ivoire, Nigeria, Burkina Faso, Liberia dan Sierra Leone. Dia juga bertindak sebagai Pemimpin Tertinggi Jamaah Muslim Ahmadiyah atas ketidakhadirannya di Markas Besar Internasional.

Atas pengakuan usaha yang tulus untuk perdamaian dan harmoni, serta tidak mementingkan diri sendiri, ia diberi Duta Peace Award dan the Distinguished Religious and Selfless Award oleh FInter-Religious and International Federation for World Peace yang berbasis di Korea dan Louisiana State University, Dia juga telah dianugerahi oleh pemerintah Ghana Companion of the Order of the Volta atas kontribusinya yang luar biasa kepada pendidikan, kesehatan, pertanian, perdamaian dan stabilitas di negara tersebut.Prestasi beliau yang mengesankan meliputi:

  • a

  • Orang Afrika pertama yang diangkat sebagai Misionaris Pusat Jamaah Muslim Ahmdiyah
  • Anggota Centre for Democratic Development (CDD), Ghana
  • Orang Ghana/Afrika pertama yang ditunjuk sebagai Amir dan Missionary-in-Charge Muslim Ahmadiyah Misi Ghana
  • Orang Afrika pertama yang bertindak sebagai pemimpin tertinggi Jamaah Muslim Ahamdiyah
  • Orang Afrika pertama yang mengandi sebagai misionaris Mulsim Ahmadi di negara eeropa
  • Orang Afrika pertama yang mengabdi sebagai anggota World Council of Ahmadi Muslim Jurists

Dr Adam telah meneliti dan menerbitkan tulisan dalam berbagai bidang seperti Islam dan Apartheid dan Islam & Kekristenan. Di bawah kepemimpinan beliau yang luar biasa, Misi Muslim Misi Ahmadiyah di Ghana telah menyaksikan ekspansi yang fenomenal lembaga pendidikan dan kesehatan dan berbagai fasilitas di seluruh pelosok negeri. Saat ini, Misi Ahmadiyah Misi menjalankan sekitar 400 sekolah, termasuk SMP dan SMA, Pendidikan Guru College, Misionaris Training College dan Pusat Pelatihan Kejuruan Wanita.

Salah satu aspek penting dari ekspansi penggerak Misi nya di fasilitas kesehatan adalah pembentukan pertama klinik homeopati dan herbal di negara ini. Berkat dinamika dan inovasinya, Homeopathic globul dan banyak obat lain yang diproduksi secara lokal di Kompleks Homeopathic Tahir di Kumasi.

Ahmadiyah Muslim Mission menyelenggarakan kamp medis gratis di pelosok negeri untuk membawa pelayanan kesehatan ke depan pintu rakyat pedesaan.

Atas nama ibunya, Ayesha Akua Woro, Dr Adam mendirikan Yayasan Ayesha sebagai bukti nyata kasih-Nya untuk membantu orang miskin, terutama mereka yang menderita pelanggaran hak asasi manusia.

Beliau dianugerahi gelar kehormatan P.H.D pada 10 November 2007 dari universitas Cape Coast.

Sumber berbahasa Inggris dapat dibaca di Ahmadiyya Times

Posted in UncategorizedComments (0)

jalsah salanah german 2014 jamaah muslim ahmadiyah

33000 Muslim Ahmadi Menghadiri Pertemuan Tahunan di Jerman

Pemimpin Jamaah Muslim Ahmadiyah Sedunia Khalifatul Masih V, yang Mulia Hazrat Mirza Masroor Ahmad menutup Pertemuan Tahunan ( Jalsah Salanah ) Jamaah Muslim Ahmadiyah ke 39 di Jerman pada 15 Juni 2014 dengan pidato tentang pentingnya membangun ikatan pribadi dan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam pidatonya, Huzur bersabda bahwa sementara beberapa orang percaya bahwa Tuhan telah “mati”, kenyataannya adalah bahwa sifat-sifat Tuhan terus dimanifestasikan hingga sekarang seperti sebelumnya. Beliau bersabda bahwa Tuhan mendengar sebagaimana Dia selalu mendengar dan berbicara sebagaimana Dia selalu berbicara

Dalam pidatonya, Yang Mulia menguraikan metode dengan mana orang dapat memperoleh cinta kasih Allah. Mengutip secara ekstensif tulisan pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah, Yang Mulia, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Hazrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan bahwa jika seseorang menginginkan hubungan dengan Allah SWT maka ia harus terlebih dahulu berusaha untuk membebaskan diri dari dosa dan harus mengingat Allah dengan cara sebagaimana ingat ayah mereka sendiri.

Yang Mulia menyoroti pentingnya doa sebelum berbicara tentang berbagai tanda-tanda langit yang ditemukan dalam mendukung Hadhrat Masih Mau’ud. Beliau menjelaskan tanda-tanda rohani dan mimpi yang melauinya orang-orang di seluruh dunia di era sekarang yang bergabung dengan Jamaah Muslim Ahmadiyah.

Hazrat Mirza Masroor Ahmad 33000 Muslim Ahmadi Menghadiri Pertemuan Tahunan di Jerman

Hazrat Mirza Masroor Ahmad

Sebagai penutup, Hazrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan:

“Saya berdoa agar kita menjadi orang-orang yang memiliki pemahaman yang benar tentang iman mereka; yang dekat dengan Allah dan mendapatkan Cinta-Nya. Semoga kita benar-benar merupakan generasi penerus khazanah luas yang ditinggalkan Hadhrat Masih Mau’ud bagi kita. “

Acara diakhiri dengan doa dalam hati

Sebelumnya lebih dari 33.000 warga Ahmadiyah yang menghadiri acara di Karlsruhe mengambil bagian dalam janji bai’at yang emosional di tangan Khalifah, sementara Muslim Ahmadi di seluruh dunia juga ikut ambil bagian sambil melihat secara langsung di MTA International .

Sumber berbahasa Inggris dapat dibaca di Ahmadiyya Times

Posted in UncategorizedComments (0)

Khalifah Islam Ahmadiyah berwisata di Pegunungan Alpen

SELASA, 10 Juni 2014, Imam Jamaah Muslim Ahmadiyah Sayyidina Amirul Mukminin Hadhrat Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad (Hudhur) atba. mengunjungi indahnya kota Falkenstein yang terletak di perbatasan Jerman dan Austria. Read the full story

Posted in UncategorizedComments (0)

Khalifah Islam Ahmadiyah resmikan Masjid Almahdi Neufahrn, Jerman

PUJI syukur ke hadirat Allah swt., dengan ini diumumkan bahwa pada hari Senin, 9 Juni 2014, Imam Jamaah Muslim Ahmadiyah Sayyidina Amirul Mukminin Hadhrat Khalifatul Masih V Hadhrat Mirza Masroor Ahmad (Hudhur) atba. meresmikan Masjid Almahdi di Neufahrn, sebuah kota yang berjarak 20 kilometer dari Munich, Jerman. Read the full story

Posted in UncategorizedComments (0)

Khalifah Islam Ahmadiyah resmikan Masjid Darul Amaan Friedberg, Jerman

PUJI syukur ke hadirat Allah swt., dengan ini diumumkan bahwa pada hari Sabtu tanggal 7 Juni 2014, Imam Jamaah Muslim Ahmadiyah Sayyidina Amir Mukminin Hadhrat Khalifatul Masih V Hadhrat Mirza Masroor Ahmad (Hudhur) atba. telah meresmikan Masjid Darul Amaan di kota Friedberg, Jerman. Read the full story

Posted in UncategorizedComments (0)

Ahmadiyah dirikan masjid di Wiesbaden, Jerman

“MASJID-masjid sejati bukanlah tempat untuk menebarkan kejahatan maupun kebencian, melainkan hanya untuk berkhidmat menyebarkan kedamaian, cinta, dan persatuan di seluruh dunia.”

Alhamdulil-Laah, dengan ini, Jamaah Muslim Ahmadiyah mengumumkan bahwa pada tanggal 4 Juni 2014, Sayyidina Amirul Mukminin Imam Jamaah Muslim Ahmadiyah Hadhrat Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad (Hudhur) atba. telah meletakan batu Read the full story

Posted in UncategorizedComments (0)

Imam Jamaah Muslim Ahmadiyah tiba di Jerman

DATANG dalam rangka menghadiri dan mengisi acara di pertemuan tahunan atau Jalsah Salanah Jamaah Muslim Ahmadiyah Jerman 2014, Sayyidina Amirul Mukminin Hadhrat Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad (Hudhur) atba. tiba di Jerman, Senin (2 Juni 2014) lalu.

Hudhur atba. menempuh perjalanan darat dari London lewat Perancis. Read the full story

Posted in UncategorizedComments (0)

Telah wafat Yusef Lateef, musisi jazz Ahmadi AS

INNAA li’l-Laahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Telah berpulang ke rahmatullah, Doktor Yusef Abdul Lateef dari Shutesbury di usianya yang ke-93 tahun. Ia wafat pada Senin pagi, 23 Desember 2013. Saat pergi dengan penuh kedamaian di rumahnya, Massachusetts, ia sedang bersama dengan keluarganya yang terkasih. Read the full story

Posted in MancanegaraComments (0)

sistem-pendidikan-warta-ahmadiyah

Ancaman Sistem Pendidikan

Oleh Ricky A. Manik*


DALAM sebuah status Facebook saya pernah menuliskan tentang pendidikan kita yang terancam pada dua sistem besar, yaitu kapitalisme dan totalitarisme religius. Status itu kemudian dikomentari oleh beberapa teman, tetapi ada satu komentator yang menarik perhatian saya untuk kemudian saya tuliskan dalam esai ini. Komentator itu adalah seorang guru, bagian dari sistem pendidikan itu, yang dibeberapa komentarnya tidak mengidealkan dirinya sebagai seorang guru dengan konstruksi pemikirannya. Sebagai pendidik yang memiliki cara berfikir demikian bagi saya miris karena melalui pendidikan inilah peradaban manusia yang baik dapat dibentuk. Pendidik menjadi tonggak penting dalam menciptakan produk-produk didikan yang mandiri, bertanggung jawab, manusiawi, berjiwa sosial yang tinggi, dan bermental baik.

Dalam hal ini saya tidak akan menyalahkan teman saya itu, sebab ada yang lebih esensial yang menjadi pertanyaan, mengapa teman saya itu memiliki cara berfikir seperti itu? Apakah ini mengartikan bahwa ada sistem yang sekarang sedang bekerja pada sistem pendidikan kita yang menghasilkan produk-produknya hari ini. Tetapi paling tidak, sebagai pribadi yang pernah mengecap dunia akademisi dan berprofesi sebagai pendidik mesti juga memiliki kesadaran intelektual dan kritis terhadap fenomena yang ada disekitar kita. Kesadaran intelektual itu adalah kesadaran kita untuk mau terus mengasah cara berfikir, menggali terus pengetahuan-pengetahuan dan meng-upgrade-nya dalam kehidupan sehari-hari. Singkatnya, kesadaran intelektual adalah mentalitas ilmiah. Sikap pribadi inilah yang sesungguhnya mesti dilakukan ketika sistem dan situasinya tidak membawa pada keuntungan bagi kita untuk berkembang dan maju. Dengan memiliki mentalitas ilmiah inilah kita dapat maju dan tidak terjebak pada kebodohan, seperti di bidang politik dan bidang lainnya.


Produk Pendidikan Kita Hari Ini

Kembali pada bukti produk pendidikan kita hari ini. Akhir-akhir ini kita sering mendengar carut-marut persoalan bangsa ini yang terus mendera kita seperti korupsi, kemiskinan, pertikaian antarwarga/etnis, antarsiswa, perceraian, perusakan-perusakan yang dilakukan oleh ormas-ormas atas nama agama dan lain sebagainya. Seperti tak habis-habisnya yang terus saja terjadi berulang-ulang. Setiap tahun kelulusan sekolah selalu saja ada tawuran antarsiswa atau bunuh diri siswa. Diskriminasi-diskriminasi bagi kaum yang identitasnya tidak diakui oleh agama dan negara, seperti kaum syiah, ahmadiyah, dan kaum LGBT. Negara dan pemerintah yang seharusnya berperan dalam penyelesaian masalah tersebut malah kian korup mencuri hak-hak rakyat yang notabene berada digaris kemiskinan, yang memiliki hak untuk sekolah, fasilitas dan pelayanan kesehatan dan publik lainnya, serta hidup layak di negerinya sendiri. Berita-berita tentang anak membunuh ibu kandung, ayah memperkosa anaknya, bayi-bayi yang lahir tanpa dikehendaki orang tuanya, tipu-menipu dengan berbagai modus, premanisme yang berkedok organisasi formal, dan banyak lagi persoalan-persoalan lain yang menandakan manusia tak lagi menghargai manusia lainnya.

Contoh lain yang barangkali dapat kita temui di dalam kehidupan masyarakat kota Jakarta atau kota-kota lainya, di mana masyarakat kita telah teratomisasi sedemikian rupa sehingga orang-orang hanya sibuk dengan urusan-urusan privat mereka terkait dengan akumulasi kekayaan atau mempertahankan hidup mereka dengan kebutuhan-kebutuhan dasar belaka. Hal ini tidak bisa disalahkan juga mengingat kondisi hari ini menggiring kita untuk memprioritaskan keselamatan diri dan keluarga sebagai yang utama. Hal ini tentu saja menggerus sistem kehidupan bersama dalam bentuk solidaritas sosial dan keadilan, sebab bukan lagi sebagai prioritas utama. Orang-orang menjadi tidak peduli lagi ketika terjadi suatu ketidakadilan, orang-orang tidak peduli lagi ketika ada orang lain yang menderita bukan karena keinginannya atau kesalahannya, melainkan karena terlahir dengan kelas sosial yang tak tepat, dan orang-orang pada akhirnya menganggap kejahatan dan penderitaan sebagai suatu biasa. Seorang filsuf perempuan asal Jerman Hannah Arendt menganggap bahwa kejahatan hari ini menjadi suatu yang banal. Kejahatan bukan lagi dikenali sebagai kejahatan, tetapi sudah menjadi sebagai rutinitas sehari-hari.

Ketika manusia telah kehilangan sisi kemanusiaannya, manusia yang tidak lagi dihargai dirinya sebagai makhluk yang tinggi derajatnya. Kita melihat manusia telah kehilangan humanismenya. Inilah wajah-wajah atau produk-produk pendidikan kita, yang menghasilkan manusia-manusia yang tidak lagi menghargai hakekat kemanusiaan. Pendidikan kita hari ini memang tidak mengajak dan mengajarkan tentang nilai-nilai kemanusiaan itu. Manusia kehilangan esensinya sebagai makhluk yang beradab. Melihat persoalan bangsa di atas, maka saya berani mengatakan bahwa pendidikan kita telah gagal memberikan sumbangan pada proses humanisasi atau memanusiakan manusia. Pendidikan seharusnya menjadikan kemanusiaan sebagai dasar bagi sistem pendidikannya.


Ancaman Bagi Sistem Pendidikan

Seperti yang saya kemukakan diawal tulisan ini bahwa sistem pendidikan kita terancam oleh dua sistem ekstrem, yaitu totalitarisme religius atau fundamentalisme agama dan kapitalisme atau fundamentalisme pasar. Pada sistem totalitarisme religius, kita digiring pada ketaatan yang buta sehingga kita tidak mampu untuk berfikir mandiri. Agama menjadi sesuatu yang absolut, yang tak perlu dipertanyakan lagi. Begitu pula dengan sistem kapitalisme yang memiliki logika mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Ia bersinergi dengan sistem globalisasi yang menganut pandangan bahwa manusia harus mampu bersaing secara ekonomi. Mereka harus bekerja di dalam sistem global yang modern dan berteknologi tinggi. Mereka seolah dituntut untuk memiliki kemampuan yang tepat dan bagaimana hidup efisen untuk mencapai keberhasilan ekonominya. Sistem-sistem tes dan standar-standar bahan ajar bukan malah membebaskan anak didik dalam menentukan dirinya sendiri melainkan mencekik jiwa mereka.

Contoh lain yang dapat kita lihat dari sistem totalitarisme religius adalah perilaku-perilaku ormas yang berkedok agama yang begitu berkuasanya dalam melakukan penghakiman sendiri karena dianggap menyimpang dari norma-norma agama. Negara dan aparatusnya tak dapat berbuat banyak ketika dalil agama atau ideologi tertentu dijadikan acuan dalam tindakan tersebut. Inilah yang mendorong manusia pada ekslusivisme diri dengan mengabaikan identitas orang lain. Ketika orang lain itu berbeda dari norma-norma dan nilai-nilai di dalam keyakinan dan kultur kita, maka dengan gampangnya kita me-label-kannya sebagai yang ‘menyimpang’, ‘sesat’, ‘kafir’, ‘abnormal’, ‘PKI’, dan berbagai stigmatisasi yang dilekatkan pada diri orang tersebut. Mereka itu berhak disingkirkan, dijauhi, atau mungkin dilenyapkan karena dianggap akan merusak keyakinan, moral, dan kultural. Efek dari sistem ini adalah kepatuhan dan tunduk akan ideologi tertentu dengan doktrin-doktrin religiusnya yang eksklusif dan tradisional.

Sedangkan pada sistem kapitalisme mencengkram orang pada ketidaksadaran diri untuk menjadi konsumtif dan hanya sibuk mengumpulkan uang. Sistem ini menciptakan manusia-manusia yang menjadikan uang dan daya beli sebagai ukuran kemanusiaan seseorang. Kedua sistem ini jelas menjajah kebebasan kita dan membawa penderitaan dalam hidup.

Tujuan utama pendidikan menurut Chomsky adalah menciptakan manusia-manusia yang bebas, yang mampu berhubungan satu sama lain dalam situasi dan kondisi yang setara. Memang, pendidikan adalah suatu proses produksi, tetapi bukan produksi barang cetakan yang ketat, melainkan produksi manusia-manusia bebas. Pengertian bebas di sini bukan berarti sebebas-bebasnya, tetapi juga memproduksi warga negara yang bijak. Selain bebas berkarya dalam menentukan kehidupannya, sebagai warga negara juga patut patuh pada hukum yang berlaku.

Jika hari ini kita tak juga menyadari ancaman dari kedua sistem ini, maka masa depan produk pendidikan kita akan semakin menjauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan kita hanya akan menciptakan manusia-manusia yang memiliki pola pikir ingin mendominasi dan mengumpulkan harta serta kuasa semata. Seperti dalam bahasa Adam Smith yang dikutip oleh Chomsky, yakni pendidikan yang menjadikan manusia sebagai penguasa dari manusia lainnya, yang rakus, serta tidak ingin membagikan apapun untuk siapapun, kecuali itu memberikan keuntungan pada dirinya.

(Penulis adalah peneliti pada RODA culture and education)

sumber: http://www.jambiekspres.co.id/berita-9242-ancaman-sistem-pendidikan.html

Posted in Nasional, PerspektifComments (0)

Page 1 of 212

@WartaAhmadiyah

Tweets by @WartaAhmadiyah

http://www.youtube.com/user/AhmadiyahID

Kanal Youtube

 

Tautan Lain


alislam


 
alislam


 
alislam


 
alislam

Jadwal Sholat

shared on wplocker.com