W3vina.COM Free Wordpress Themes Joomla Templates Best Wordpress Themes Premium Wordpress Themes Top Best Wordpress Themes 2012

Tag Archive | "anak"

pembinaan-mubayiin-baru-muslih-mauud-ahmadiyah-tangerang

Ahmadiyah Tangerang Mengadakan Pelatihan Mubayi’in Baru

Pelatihan Mubayi’in Baru Jema’at Ahmadiyah Wilayah Tangerang telah berlangsung dengan lancar selama dua hari, dari hari sabtu hingga minggu, 21-22 Februari 2015 bertempat di Masjid Jemaat Ahmadiyah Peninggilan.

Ada yang berbeda dalam acara pelatihan ini, tidak hanya para mubayi’in baru yang menjadi pesertanya, tetapi para Ahmadi keturunan pun, terutama yang dinilai perlu juga mendapatkan pelatihan, diikutkan menjadi peserta.

Keikutsertaan para Ahmadi keturunan, secara khusus, dalam acara pelatihan mubayi’in baru Ahmadiyah Tangerang ini adalah merupakan implmentasi dari pesan Bapak Missionary Incharge kepada Sekretaris AWJ/PMB Pengurus Besar JAI, Bapak Anwar Saleh bahwa, “sekarang ini banyak anak-anak keturunan Ahmadi tetapi tidak aktif dan menjauh dari Jemaat. Oleh karena itu mereka pun perlu diikutkan dalam acara pelatihan“. Demikian kata Bapak Anwar Saleh, meneruskan pesan Bapak Missionary Incharge kepada Muballigh Wilayah Ahmadiyah Tangerang selaku penanggung-jawab acara.

Para narasumber yang terdiri dari 7 orang Muballigh, plus 1 orang anggota Pengurus Besar, Bapak Sukarta, MP.d, Sekretaris Ta’lim PB. masing-masing telah memberikan pelatihan dan pembekalannya yang mencakup ; Masalah Wafat Nabi Isa as., Masalah Kenabian, Masalah Kebenaran Da’wa Hd. Masih Mau’ud as., Masalah Khilafat, Masalah Pengorbanan dan Masalah Ibadah (Shalat), dengan durasi waktu 1 jam untuk setiap penyampaian materi dengan format presentasi dan diskusi.

Selain diberikan materi-materi khusus, ditambah lagi dengan 2 materi khusus yang disampaikan dalam bentuk ceramah tunggal yaitu ; (1) Memperingati Hari Mushlih Mau’ud, yang disampaikan oleh Mln. Nanang Sanusi, Muballigh Wilayah Ahmadiyah Tangerang , dengan judul “Mushlih Mau’ud” adalah tanda agung kebenaran Hd. Masih Mau’ud as.” Penyelenggaraannya pada malam hari seusai shalat maghrib jama’ isya bergabung bersama-sama dengan segenap anggota Jema’at Ahmadiyah Peninggilan. Kemudian; (2) Ceramah Subuh, yang disampaikan oleh Mln. Rahmadi Rahmat Ali, Muballigh Jema’at Lokal Ahmadiyah Peninggilan, dengan judul “Bai’at dan Hijrah Rohani“.

Sebanyak 252 orang peserta, yang berasal dari 10 Jema’at Lokal yang ada di Wilayah Ahmadiyah Tangerang , 8 orang narasumber, 37 orang panitia dan para peninjau yang tidak tercatat jumlahnya, hadir dalam acara ini. (Nanang Sanusi)

Posted in Nasional, TarbiyatComments (0)

abdus-salam-ahmadiyah-sma-al-wahid

Dua Mutiara SMA Plus Al-Wahid pada Olimpiade Sains

Wanasigra – Pagi itu tepatnya hari rabu tanggal 11 Pebruari 2015, mentari yang kala itu bersinar dengan terangnya menemani perjalanan ke 23 siswa-siswi SMA Plus Al-Wahid yang hendak mengikuti OSK (Olimpiade Sains Kabupaten) seolah-olah memberikan harapan cerah bagi mereka. OSK ini diadakan di SMA Negeri 1 Singaparna. Mereka tampak siap berjuang demi sekolah tercinta mereka SMA Plus Al-Wahid. Pagi itu mereka berangkat dengan penuh harapan dan iringan do’a dari teman-teman, para guru, dan orang tua mereka. Rombongan berangkat dengan guru pembimbing Ibu Nia dan Bapak Dodi yang akan menemani mereka di OSK nanti.

Rombongan putra dan putri berangkat dengan kendaraan terpisah. Gelak tawa masih terlihat di wajah para siswa yang akan bertempur di meja ujian olimpiade sains siswa SMA se-kabupaten Tasikmalaya ini. Para guru pembimbing dapat mencairkan suasana tegang yang menghampiri para siswa tersebut.
Setelah sampai disana para peserta OSK mengikuti upacara pembukaan dengan pembina upacaranya yakni Bapak Drs. H. Bartis Sumargana, M.Pd (Kabid Dikmen Kabupaten Tasikmalaya). Begitu upacara selesai, para peserta dipersilahkan memasuki ruangan kelas.

Selama 2 jam mereka harus berkutat dengan berbagai macam soal yang cukup memeras otak anak-anak ini. Segenap kemampuan pun sudah dikerahkan dan tinggal menunggu hasil dari kerja keras mereka. Dua hari setelah penyelenggaraan olimpiade sains tersebut keluarlah hasil yang ditunggu-tunggu. Dan tanpa diduga-duga SMA Plus Al-Wahid meraih prestasi yang cukup membanggakan. Dua orang perwakilan sekolah menengah yang berada di perbatasan Tasikmalaya dan Garut ini mendapatkan peringkat pertama dan kedua dalam bidang berbeda pada event se-Kabupaten Tasikmalaya itu.

Kedua orang itu adalah Teguh Ahmad Cheema yang mendapatkan peringkat pertama TIK (Teknologi Informasi dan Komputer), dan Abdussalam yang menjadi runner-up di bidang Matematika. Sebuah prestasi yang cukup membanggakan mengingat letak SMA Plus Al-Wahid yang berada di tengah-tengah desa dan persawahan. Mereka berdua pun akan menjadi wakil dari Kabupaten Tasikmalaya di Tingkat Provinsi Jawa Barat.

Teguh Ahmad Cheema

teguh-ahmad-cheema-ahmadiyah-sma-alwahid

Teguh Ahmad Cheema

Ada cerita inspiratif yang datang dari siswa kelas “dupays” atau XI IPS 1 yang bernama Teguh Ahmad Cheema. Siswa yang lahir di Tasikmalaya 24 november 1997 ini termasuk siswa yang juga menjadi salah satu perwakilan dari Sma Plus Al-Wahid untuk OSK di SMAN 1 Singaparna di bidang TIK.

Tahun lalu Teguh juga pernah mengikuti OSK di bidang yang sama yaitu TIK, namun sayang saat itu dia belum beruntung untuk melangkah ke tingkat provinsi. Akan tetapi tekadnya tidak pernah putus, dia masih ingin membuktikan bahwa Al-Wahid bisa menjadi yang terbaik. Teguh diberi waktu satu bulan untuk persiapan. Namun karena SMA Plus Al-Wahid kekurangan guru pembimbing di Bidang TIK, terpaksa Teguh dan rekan-rekannya mencari tahu sendiri dengan cara mempelajari soal OSK tahun lalu serta mendownload kunci jawabanya di internet. Tidak habis akal dia meminta Ibu Nia selaku guru matematika untuk ikut mengajarinya. Kebetulan soal TIK sekitar 70% adalah soal matematika.

Siswa yang tinggal di Citeguh ini begitu memanfaatkan satu bulan persiapanya itu untuk OSK dengan kerja kerasnya dan tentunya bantuan dari rekanya ia bisa mendapatkan medali emas di bidang TIK. Dia mampu mengalahkan 85 peserta lainya. Ketika ditanya bagaimana perasaanya saat mengetahui kalau dia menjadi siswa terbaik di bidang TIK, dia menjawab “ga nyangka sama pengumuman kalo aku bawa medali emas OSK dan rasanya bahagia banget”. Ya itulah rencana Tuhan, semuanya akan indah pada waktunya. Jika tahun lalu ia tidak lolos mungkin Tuhan memberi kesempatan untuknya bekerja lebih giat lagi.

Saat ini siswa yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara ini mampu memberikan apa yang tidak bisa ia berikan tahun lalu kepada SMA Plus Al-Wahid ini, bahkan jauh lebih baik dari yang diharapkan. Siswa yang berperawakan tinggi dan mempunyai kulit putih ini, memberikan kesannya terhadap SMA Plus Al-Wahidi, “Sangat menyenangkan dapat bersekolah di SMA Plus Al-Wahid ini, perasaan lebih tentram, karena ternyata yang paling penting itu bukan fasilitas sekolah, atau yang lainnya tapi apakah kita nyaman bersekolah, mempunyai teman, dan semangat untuk belajar”. Lebih jauh megenai OSK tahun ini Teguh berpendapat, “Soal OSK tahun sekarang lebih gampang dari tahun sebelumnya”. Putra dari Bapak Soni Suwandi dan Ibu Heni Kartika ini memberikan motivasi untuk teman-temannya di SMA Plus Al-Wahid, “Terus berusaha agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, dan yang paling penting itu doa dan berusaha”.

Abdus Salam

abdus-salam-ahmadiyah-sma-al-wahid

Abdus Salam

“Waaahh…soalnya susah,banyak soal yang kurang yakin jawabannya, deg-degan juga”. Begitulah yang ia katakan ketika sudah selesai mengerjakan soal matematika selama dua jam di SMA Negeri 1 Singaparna. Namun siswa kelas sepuluh ini tetap optimis dan yakin soal yang ia jawab setidaknya ada beberapa yang benar. Abdus Salam, siswa yang lahir pada tanggal 30 Nopember 1998 di Tasikmalaya ini berangkat sekolah tiap paginya dengan berjalan kaki dari tempat tinggalnya, Pasir Mukti sekitar 1 kilometer dari Al-Wahid.

Putra dari seorang penjahit ini merupakan siswa yang polos tetapi tekun. Ketekunanya terlihat ketika bimbingan OSK selama satu bulan yangi hanya dilaksanakan sebanyak 8 kali pertemuan. Ketika ditanya tentang kiat-kiat apa yang ia lakukan untuk sukses di OSK, ia menjawab, “Selain bimbingan dengan guru pembimbing, saya suka pergi ke warnet mencari soal-soal olimpiade dan mempelajari nya kemudian berdiskusi dengan rekan saya.” Dan ternyata usaha tekunnya membuahkan hasil, Alam mendapat peringkat ke 2 dari 108 peserta OSK bidang matematika. Alam bilang ia sangat terharu, bangga, dan tidak menyangka mengenai hasil yang didapatnya.

Siapa sangka, siswa yang suka memakai peci dan mempunyai cita-ita menjadi pengusaha sukses ini, ternyata bisa memberikan harapan yang cerah bagi SMA Plus Al-Wahid. Ketika ditanya siswa yang menyukai mata pelajaran eksak ini, mengaku bahwa ia termotivasi oleh ungkapan Pak Dodi, “Sudah lama sejak tahun 2003 Al-wahid tidak lolos di OSK lagi. Kita sudah haus akan juara mudah-mudahan OSK tahun ini bisa memberikan hasil yang memuaskan bagi SMA Plus Al-Wahid.” Mendengar kata-kata itu ia berusaha untuk mewujudkan harapan semua siswa SMA Plus Al-Wahid.

Putra kedua dari dua bersaudara ini menyampaikan kesan saat sekolah di Al-Wahid, dimana putra Bapak Suparmin senang karena penjagaan pardah di SMA Al-Wahid, yang menjadikan suasana belajar disana tentram. Alam memberikan pesan kepada para siswa yang lain ”Meskipun Al-Wahid infrastukturnya agak kurang, tapi kita jangan pesimis, kita harus tetap belajar. Jadi Insya Allah hasilnya maksimal”. Dan yang terakhir, kunci sukses menurut Alam adalah percaya diri, belajar yang rajin, dan menikmati soal yang diberikan.

Tentunya, kita semua bangga akan kesuksesan Teguh dan Abdussalam di OSK tahun ini. Semoga mereka berdua bisa memberikan yang terbaik untuk SMA Plus Al-Wahid di jenjang yang selanjutnya. Mari kita doakan untuk keberhasilan mereka berdua. Dan mudah-mudahan OSK tahun ini merupakan awal yang baik bagi Al-wahid untuk keberhasilan OSK di tahun-tahun yang akan datang. Sehingga mejadikan siswa dan siswi SMA Plus Al-Wahid selain bertaqwa juga cerdas di bidang akademik. (Tahira)

Sumber : http://ahmadiyyapriatim.blogspot.com/2015/02/dua-mutiara-sma-plus-al-wahid-pada.html

Posted in Nasional, ProfilComments (0)

ahmadiyah-tenjowaringin-muslih-mau'ud

Delapan Ratus Pengikut Ahmadiyah Tenjowaringin Tasikmalaya Memperingati Hari Muslih Mau’ud

“Maka suatu kabar suka bagimu bahwa seorang anak laki-laki yang rupawan dan suci akan di anugrahkan kepada engkau. Engkau akan memperoleh seorang putera yang pandai anak itu akan lahir dari benihmu dari keturunanmu sendiri. Ia bernama Imanuel dan Bashir ia telah diberiroh suci dan bersih dari dosa. Seorang anak laki laki yang bagus dan suci akan datang sebagai tamu bagimu.

(Ilham terhadap Masih Mau’ud a.s saat beribadah pada suatu tempat yang khusus selama 40 hari di Hosyarpur).

Tenjowaringin: Jumat-20/02/2015 Tradisi memperingati hari besar Islam ataupun hari besar dalam Jemaat, budaya yang tak luput dari kegiatan keagamaan Ahmadiyah Tenjowaringin ini.

Menjelang Shalat Maghrib tiba sudah terlihat duyunan anggota dari berbagai pelosok memadati halaman masjid Baiturrahim ini.

Antrian di tempat pendaftaran peserta terlihat tertib ,panitia sudah menyediakan kertas berisikan form daftar hadir dari masing-masing cabang. Ada Cabang Citeguh sebagai tuan rumah,Bojongsirna, Wanasigra pusat, Wanasigra Wetan, Sukasari ,Cigunungtilu dan Cabang Kersamaju masing masing mengisi form tersebut sesuai asal cabangnya.

Acara dimulai Tepat pukul 19.30 WIB dengan pembacaan ayat Suci Al Quran oleh Sdr. Kamal Yusuf Qaid majelis Cabang Citeguh, di teruskan pembacaan Syair berbahasa Urdu oleh Ibrahim Aziz Ahmad siswa SMA Plus Al Wahid.
Kemudian dilanjutkan dengan laporan Ketua panitia Bp. Dodi Kurniawan menyebutkan Sebanyak 800 Anggota Ahmadiyah dari 7 cabang Jema’at yang ada di Desa Tenjowaringin tumpah ruah mengikuti kegiatan peringatan Muslih Mau’ud ini.

Sebelum cara ceramah di mulai terlebih dahulu di tampilkan PIDACIL (Pidato Cilik) oleh Isty Jabatuddawat salah satu Nasirat siswi Madrasah Miftahul Khoer Cabang Citeguh berjudul Muslih Mau’ud putra yang di janjikan, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan nadom yang berjudul “Nasihat Bagi Athfal-Nasirat Dan Jema’at” oleh 5 Nasirat Citeguh, serta hafalan 10 Hadits pendek oleh 2 orang Nasirat.

Ceramah pertama oleh Mln Firmansyah Mubaligh pembina Jema’at Ahmadiyah Wanasigra, mengambil tema “Generasi Ahmadi yang berkarakter ala Rasululah saw“, Mln. Firmansyah menyampaikan ” 30-40 tahun mendatang dunia akan
dikuasai oleh Asia (Indonesia, India, China) termasuk gerakan Waqf-E-Nou didalamnya, jadi kita harus menyiapkan generasi Ahmadi yang tampil unggul dan berkarakter

Ceramah Ke dua di Sampaikan oleh Mubaligh Wilayah Jabar 7 Mln H. Syaeful Uyun mengulas prespektif kenabian yang di sandang oleh Hadrat Masih Mau’ud a.s dan pemahaman kenabian di kalangan umum begitu panjang lebar apa yang di sampaikan oleh Mubaligh Wilayah ini yang menurutnya warga anggota ahmadiyah harus mampu menjelaskan terhadap kalangan umum bahwa pengertian Nabi yang di sandang Hadrat Masih Mau’ud a.s adalah Nabi Ummati ,Zilunn Nabi, (Ghair tasry wa ghair mustaqil) Kenabian yang tidak membawa syari’at dan agama serta tidak berdiri sendiri.

Kenabian jenis ini diperoleh dengan jalan fana fir rasul. (Q.S.4:69) ini penting di ketahui oleh segenaap lapisan anggota jemaat yang dapatmengikis kesalahpahaman dalam mensikapi perbedaan antara Jemaat Ahmadiyah dan kalangan muslim lainya.

Menjelang pukul 21.20 Mubaligh wilayah bercerita pengalamannya beberpa hari yang lalu sewaktu beliau mendatangi Ketua MUI Banjar menurutnya ket MUI Banjar ini sangat baik dalam menerima kunjunganya dalam perbincangan dengan Ketua MUI pun penjelasan klasifikasi jenis-jenis kenabian menurut Ahmadiyah tak luput dari perbincangan hangat ini.

Di akhir Mubaligh Wilayah bercerita tentang kunjunganya bersama Tim wilayah ke Kampung Naga untuk mengenal lebih dekat seluk beluk tentang Kampung naga ini. Banyak hal yang bisa dipelajari dari kampung naga ini salah satunya kepatuhanya terhadap wasiyat leluhur mereka akan berbagai hal.

Tak terasa waktu mulai larut, jam dinding di Masjid sudah menunjukan Pukul. 21.30 WIB meski mustami terlihat masih asyik dengan ceramah Mubaligh Wilayah ini namun karena keterbatasan waktu dan lain hal acara berakhir dengan doa di pimpin langsung oleh Mubaligh Wilayah, dan di akhir acara ditutup dengan foto bersama segenap pengurus cabang yang ada di Tenjowaringin dengan Mubaligh yang ada di wilayah Jabar 7.

Penulis: Munawarman Ahmad
Editor   : Rizal Waqfeen

Sumber : http://mkaisalawu.blogspot.com/2015/02/delapan-ratus-ahmadiyah-tenjowaringin.html

Posted in Nasional, TarbiyatComments (0)

maulid-nabi-ahmadiyah-manislor

Ahmadiyah Manislor : Maulid Nabi sebagai Bukti Cinta kepada Nabi Muhammad

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzaab: 22)

Manislor: Sebagai Muslim, Jemaat Ahmadiyah ikut serta memperingati Maulid Nabi MuhammadShallallaahu ‘alayhi wa Sallam pada 12 Rabiul Awwal. Bukan merayakan hari kelahiran RasulullaahShallallaahu ‘alayhi wa Sallam dengan berfoya-foya dan menyalakan petasan. Akan tetapi, hanya mengingat kembali atas semua jasa dan kemuliaan akhlak Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam.

(1/2/2013) telah diadakan ceramah keliling oleh Jemaat Ahmadiyah Manislor . Rangkaian acara dimulai dari kelompok Masjid Al-Barakah (459 orang), Al-Ihsan (100 orang), At-Taqwa (165 orang), Al-Hidayah (100 orang), Baiturrahman (188 orang), Al-Jihad (172 orang), Al-Hikmah (570 orang), dan berakhir di Masjid An-Nur (500 orang).

Bila yang hadir dari masing-masing kelompoknya ditotalkan, maka berjumlah 2.254 orang. Sehingga, acara yang biasa disebut shirathun nabi, dilaksanakan tidak pada satu tempat. Hal ini dilakukan agar acara berlangsung dengan aman dan kondusif.

Ceramah yang disampaikan dari masjid ke masjid tak lepas dari kisah, gaya hidup dan jejak-jejak perjuangan Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam. Yang menjadi penceramah adalah Muballigh Wilayah III Cirebon dan Muballigh-Muballigh yang bertugas di Jemaat Ahmadiyah Manislor .

Muballigh wilayah memaparkan tentang gaya hidup sehat dan akhlak-akhlak RasulullaahShallallaahu ‘alayhi wa Sallam. Dari cara Rasulullah makan, minum, berpakaian, menerima tamu, dan tidur. Rasulullaah selalu melakukan shalat malam (tahajjud), hingga seringkali membuat kaki Beliau bengkak.

Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam tak hanya seorang hamba Allah yang taat; Beliau juga seorang pemimpin yang berjuang dengan santun, sabar, dan ikhlas; suami, ayah, tetangga, dan sahabat yang dicintai karena keluhuran akhlaknya. Pantas saja Allah Subhaanahu wa Ta’alamengabadikan dan menuliskan di dalam  Al-Quran bahwa Beliau sebagai Uswatun Hasanah (suri teladan yang baik).

Sebagai ummat Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam, kita harus menjalankan sunnahnya agar mendapat Ridha Allaah Subhaanahu wa Ta’ala. Melakukan sunnah-sunnahnya akan menumbuhkan kecintaan kepada Beliau. Sehingga, kita akan terus berkhidmat dan melanjutkan perjuangan Beliau untuk memenangkan Islam. Memperkuat sense of belonging (rasa memiliki), agar ummat Islam tetap bersatu mempertahankan martabat Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam.

“Siapa lagi yang akan mencintai Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam, kalau bukan kita. Siapa lagi yang akan menjunjung tinggi martabat Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam, kalau bukan kita. Buktikan semangat (kecintaan) kita (kepada Beliau) dalam (berkhidmat) untuk jemaat. Buktikan!” ujar Mln. Khaeruddin Atmaja dengan semangat.

Karena keluhuran akhlak Beliau, maka Allah jadikan semua perkataan, perbuatan dan ketetapan beliau sebagai landasan hukum bagi ummat Islam yang kedua setelah Al-Quran.

“Bedanya kita dengan Rasulullaah hanya sedikit. Jika Beliau sedikit-sedikit sabar, tapi kita sedikit sabar. Jika beliau sedikit tidur dan makan, tapi kita sedikit-sedikit tidur dan makan.” Tukas Mln. Buldan Burhanudin selaku Muballigh Wilayah.

Mln.Buldan pun mengatakan juga di akhir ceramahnya, “Ayo laksanakan sunnah-sunnah RasulullaahShallallaahu ‘alayhi wa Sallam, baik yang kecil (ringan) hingga yang besar (berat).”

Apalah artinya cinta kalau hanya dengan ucapan saja. Cinta tak hanya sekedar pernyataan secara lisan, harus dengan pembuktian dan pengorbanan. Anda sangat  mencintai Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam? B u k t i k a n !  (LV)

Sumber : buletinkitaa.wordpress.com

Posted in Nasional, TarbiyatComments (0)

muslih-mau'ud-ahmadiyah-manislor

Peringatan Hari Muslih Mau’ud Ahmadiyah Manislor : Bapak-Bapak Mengadakan Lomba Pidato

Semangat Anshorulloh yang tak pernah hilang, kalimat itulah yang mencerminkan keadaan Anshor Manislor saat ini

MANISLOR–JUMAT (20/2) Malam, Dalam rangka memperingati hari Muslih Mau’ud Ahmadiyah Manislor , Ansharullah mengadakan Lomba Pidato, lomba yang mengambil tempat dimasjid Al-hikmah ini dibuka langsung oleh bapak ketua cabang Jamaah Ahmadiyah manislor dan disaksikan oleh hampir 70  pasang mata kaum anshor.

Lomba Pidato ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada setiap acara peringatan hari-hari peting dalam islam. Karena, semua kegiatan di Jemaat Ahmadiyah merupakan pendidikan bagi setiap anggotanya. “perlombaan ini merupakan hiburan rohani, namun walaupun judulnya hiburan kita dapat memetik ilmu-ilmu yang didapatkan setiap detiknya,” ujar Nazim Tarbiyat Anshor Ahmadiyah Manislor bapak Said Sutani, ketika memberikan sambutan pada acara lomba malam itu. Tujuan lain dari kegiatan ini adalah menggali potensi Anshorulloh dan juga memberikan pemahaman-pemahaman tentang bagaimana cara bertabligh yang baik untuk bekal kelak ketika mereka terjun ke masyarakat luas.

Adapun pemenang lomba pidato kali ini dibagi dalam dua katerogi: Kategori Anshor Muda dan Kategori Anshor Sepuh. Untuk Kategori Anshor Muda, Juara 1 diraih Maman Ahmadi dari Al-hikmah; Juara 2 dimenangkan oleh Lukman dari Al-barokah; dan Juara 3 berhasil disabet Apendi dari Al-hidayah. Sedangkan untuk Kategori Anshor Sepuh, Juara 1 jatuh ke tangan Rusono dari Al-hikmah; Juara 2 mampu direbut Warta dari Annur; dan Juara 3 dapat diraih Rasam dari Al-taqwa.

“Diharapkan para Anshor dapat lebih optimal melatih diri untuk peningkatan ilmu berpidato mereka. Sehingga, lomba ini benar-benar mampu menunjang mutu tabligh di manislor. Selain itu, mereka diharapkan mampu mengajarkan ilmu yang didapat kepada generasi-generasi muda yang akan datang” ujar bapak Nurhalim ketua Jemaat Ahmadiyah Manislor . @Siuwoh 

Sumber : buletin-kitaa.blogspot.com

Posted in Nasional, TarbiyatComments (0)

ahmadiyah-ambon-valentine-day

Membumikan Cinta Melalui Sastra : Perayaan Valentin’s Day di SMA 4 Ambon

Beta tau di sini kebanyakan orang Kristen. Beta mau tanya, kalian sayang orang katolik ka seng (tidak) ?, sayang orang Advent?, sayang orang Yehofa?. sayang orang Islam?, sayang orang Suni?, sayang orang syiah?, sayang orang Ahamdiyah?…….” dengan semangat Opa Rudi Fofid mengawali penampilannya dengan melemparkan sejumlah tanya kepada siswa-siswi SMA 4 Lateri Ambon. Para siswa pun dengan riuh dan penuh semangat menunjukan rasa sayang mereka dengan menjawab “sayaaaang.”

Hari itu Sabtu 14 Februari 2015, hari dimana sebagian besar penduduk dunia merayakan hari kasih sayang atau Valentin’s Day. Entah bagi mereka yang mengerti asal mula atau sejarah perayaan ini atau tidak, mereka larut dalam mengekspresikan cinta kepada orang-orang yang dikasihinya, baik kepada keluarga, sahabat, atau seseorang yang di kasihi lainnya. Bagi sekte agama tertentu seperti Anglikan, Ortodoks, Lutheran dan sekte lain di Kristen, hari itu juga dirayakan dengan peribadatan khusus memperingati kewafatan seorang santo Valentinus.

Pun dengan SMA 4 yang kebanyakan guru dan siswa-siswinya beragama Kristen di pagi saat saya tiba di sekolah itu, mereka sedang beribadah memperingati hari kasih sayang itu. Sebagai seorang muslim, saya boleh jadi tidak percaya dan juga menolak ritual itu, tapi tentunya sebagai muslim yang baik kita harus menghargai keimanan seseorang. Menilik sisi positif dari sebuah toleransi yang terjalin atas serpihan-serpihan iman dan ritual yang berbeda.

Kehadiran saya di sana bukan berarti saya setuju dengan perayaan Valentin’s day itu sendiri, jauh dari itu saya mencoba meraih nilai-nilai kasih dengan datang bersilaturahmi dengan mereka yang benar-benar merayakan. Apalagi melihat realitas Ambon, paska konflik hubungan Islam-Kristen begitu renggang. Itu bisa dilihat dari sekat-sekat, blok-blok yang memisahkan perkampungan Islam dan Kristen. Mereka tak lagi bersama, bahkan untuk sekedar saling tegur sapa, peri keadaannya tidak seindah persaudaraan mereka dahulu. Luka konflik yang mendalam menyisakan sentimen yang kuat diantara keduanya. Yang muslim dibayangi perlakuan orang-orang kristen yang semena-mena, yang kristen pun dihantui keras dan kejinya orang-orang muslim.

Orang-orang Maluku khususnya Ambon sebenarnya sudah lelah dengan situasi ini. Pada dasarnya mereka ingin kembali menjalin hubungan yang harmoni antar sesama. Namun dengan sekatan yang ada, mereka bingung bagaimana memulai semua itu, karena jika terjadi tentunya akan timbul kecurigaan bagi sebagian pihak. Kehadiran saya adalah satu langkah kecil untuk menjalin ta’aruf atau silaturahmi dengan saudara-saudara Kristen. Saya tentunya tidak sendiri, selain saya anak-anak Bengkel sastra yang notabene heterogen keanggotaannya pun ikut hadir dalam perayaan ini.

Saya hadir di tengah-tengah keluarga besar SMA 4 Lateri Ambon atas undangan Opa Rudi Fofid, seorang seniman dan wartawan senior Suara Maluku yang juga begitu konsen dalam isu-isu perdamaian di Maluku. Bagi yang sudah menonton film Cahaya dari Timur mungkin tidak akan asing dengan sosok ini. Ya memang beliau beberapa kali menjadi aktor di film-film Nasional, dan bahkan rupanya beliau pernah bermain sebagai figuran di film Holywood. Tapi untuk anak-anak Ambon beliau lebih dikenal sebagi penyair yang gila, ia, karena setiap kali ia tampil, setiap mata dan indera pendengar seolah digerak dan diatur oleh lantunan bait-bait puisinya. Jika ia tertawa maka sekitarnya tertawa, pun jika ia merengek menangis dan meratap, sulit rasanya menahan untuk tidak mengikuti ekspresinya.

Di sela-sela penampilannya tiba-tiba ia berkata “Kalian tau Ahmadiyah?, rumahnya dibakar, dibunuh, diusir dari kampung-kampungnya, dimusuhi, dicaci-maki dan dihina, diperlakukan semena-mena, jadi boneka penguasa, kalian sayang Ahmadiyah ka seng (tidak)?” tanya opa pada semua peserta yang hadir dalam perayaan hari kasih sayang itu, semua pun serentak menjawab “Sayaaaang.” Lalu opa melanjutkan orasinya “Beta panggil sodara beta dari Ahmadiyah untuk maju ke depan, menemani beta membacakan dua buah puisi.” Serentak saya kaget, lalu orang-orang mulai mencari-cari keberadaan orang Ahmadiyah yang dipanggil Opa ini. Ketika saya mulai berdiri dan berjalan perlahan ke depan lapangan tempat acara itu di helat, setiap pandangan mengikuti gerak langkah saya sampai akhirnya saya duduk menemani Opa Rudi di depan ratusan orang.

Lalu sesampainya di depan, saya menyampaikan salam hormat kepada para tamu undangan, yang di antaranya ada Kepala Dinas Pendidikan Ambon, Kepala Sekolah dan Para Guru, dan juga Tamu Khusus seorang wartawan senior dari Belanda, selain tentunya kepada siswa-siswi SMA 4. Saat saya mulai duduk Opa Rudi kemudian membacakan puisi karya Mas Anick HT yang berjudul “Kubur Kami Hidup-hidup.” Sebuah puisi yang terinspirasi dari para pengungsi Ahmadiyah di Transito.

ahmadiyah-ambon-valentine-day-opa-rudi

Opa Rudi Fofid saat membacakan puisi “Kubur Kami Hidup-hidup”

Melihat Opa membacakan puisi, dengan teriakan dan rintihan yang menyayat, tak pelak suasana yang tadinya rame pecah menyambut opa, berubah hening. Denting piano ikut menghantarkan suasana haru, saya pun tak kuasa menahan air mata yang mulai mengisi sisi-sisi mata saya. Saya melihat ke sekeliling, mencoba mengabadikan momen itu, dan di saat itu juga saya menyaksikan betapa semua orang yang hadir ikut haru mendengar puisi yang dibacakan Opa Rudi ini.

Tepuk tangan penonton lalu menandakan akhir puisi itu dibacakan, lalu saya melihat betapa orang-orang mulai mengusap matanya, pertanda larut dalam haru. Opa menghampiri saya lalu memeluk saya, semua memberikan tepuk tangan. Kemudian Opa memberikan mikrofonnya kepada saya, dan memperkenankan saya menyampaikan sepatah dua patah kata. Saya pun mengutarakan kegembiran saya bisa berada di tengah-tengah mereka, sama-sama merasakan betapa perbedaan tidak menjadi halangan untuk saling mengasihi.

Selain itu, saya pun sampaikan bahwa keberadaan saya di Ambon selain sebagai seorang mubaligh Ahmadiyah, saya juga berharap bisa ikut menjadi pejuang perdamaian di tanah Maluku ini. Layaknya selogan dari Ahmadiyah itu sendiri “Love for All Hatred for None” kami akan senantiasa berusaha untuk menebarkan kasih kepada seluruh umat manusia.

Lalu Opa kembali membacakan satu buah puisi yang bertemakan cinta, saya pun kembali menyaksikan Pak Tua ini berkreasi dengan puisinya. Orang-orang kini mulai larut dengan nada-nada cinta yang lantunkan Opa. Dari setiap pandang mata saya melihat ada harapan yang teramat dalam dengan kedamaian di Ambon, di tanah Maluku. Mereka merindukan Pela Gandong, satu kaidah persaudaraan Islam-Kristen yang melegenda sedari dulu menjaga setiap perbedaan yang ada. Dalam puisi atau sastra lain yang ditampilkan terselip harapan elemen yang universal ini bisa merangkai perbedaan yang ada menjadi suatu harmoni yang saling melengkapi keberadaannya.

Ambon dan Sastra memang cukup erat kaitannya, banyak sekali sastrawan yang lahir di tanah para raja ini, tidak hanya yang tua-tua, nama-nama muda banyak menghiasi kejuaraan sastra tanah air. Banyak juga yang sudah menelorkan karya-karya sastra. Di tanah ini lahir banyak seniman yang cukup populer di tanah air dan juga di manca negara. Saya baru tau kalau banyak penyanyi Jaz lahir di tanah para raja ini. Musisi Jaz Belanda juga ternyata tak bisa lepas keterikatannya dengan Maluku, banyak dari antara mereka yang kecilnya di Maluku atau darah Maluku mengalir dalam tubuh mereka. Tak heran kalau Ambon disebut kota Musik, memang banyak sekali musisi dan sastrawan yang terlahir di Maluku, khususnya di kota Ambon ini.

Ketertarikan masyarakat terhadap musik pun cukup tinggi, baik masyarakat muslim atau kristen, keduanya sama-sama menggilai musik. Jangan heran kalau di setiap penjuru kota sering sekali diadakan pesta dansa. Setiap hajatan atau perayaan besar, mesti ada pesta dansa. Ya seni dan sastra menjadi media yang cukup menjanjikan dalam menuai cinta. Karena tatkala mereka beradu, mereka lupa mereka bertemu dengan siapa, orang mana, atau bahkan agamanya apa.

Dalam perayaan ini juga selain puisi, juga ditampilkan kesinian-kesenian khas Ambon dan Maluku. Kesenian yang lahir di tanah Mauluku, baik yang datang dari perkampungan Islam maupun dari daerah Kristen.

Sastra adalah karunia yang diciptakan Tuhan untuk manusia sukuri dan nikmati. Dari bilah positifnya bisa kita manfaatkan untuk hal yang baik pula tentunya. Tentu ada sisi negatifnya, tapi lelah rasanya kalau kita terus-menerus memperdebatkan sisi-sisi negatif sesuatu hal. Kita hanya sibuk berdiskusi dan berdebat, tanpa sedikit berikhtiar memecah satu problematika.

Setelah Opa membacakan Puisi, acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan seni tari, teatrikal, musikalisasi puisi, dan beberapa puisi yang dibawakan oleh anak-anak SMA 4, alumni, komunitas Merah Saga, komunitas Puisi Kopi Wakal, dan juga rekan-rekan komunitas lain yang turut hadir dalam perayaan itu. Yang menarik yang mengisi perayaan ini tidak hanya orang-orang Kristen, beberapa pengisi acara berasal dari sekolah Muslim, seperti dari SMA Tulehu yang notabene siswa-siswinya muslim.

Sastra menyatukan mereka, membuat mereka lupa tentang perbedaan yang kontras dalam keadaan mereka. Hari itu sastra menyatukan mereka, mengajarkan mereka tertawa bersama. Tuhan indah dan menyukai keindahan, rasanya keterangan hadits sesuai dengan momentum kala itu. Keindahan sastra menyatukan keindahan silaturahmi. Acara ini ditutup dengan do’a lintas iman, dengan harapan hari kasah sayang itu menjadi titik awal penyebar luasan kasih di antara seluruh masyarakat maluku, dan keberadaan sastra bisa senantiasa menjaga perbedaan yang ada. Dengan keindahan sastra mari membumikan cinta. (Ridhwan Ibnu Luqman)

Posted in Kemanusiaan, NasionalComments (0)

ahmadiyah-jawa-timur-donor-darah-toleransi

Ahmadiyah Jawa Timur Menjadi Tuan Rumah Acara Donor Darah Toleransi

Kamis 19 Februari 2015, pagi itu di sebuah gang kawasan Bubutan Surabaya, tepatnya di komplek Masjid An Nur terlihat sedang ada aktifitas keramaian. Di ujung gang menuju lokasi terpasang spanduk bertuliskan “ Donor Darah Toleransi ”. Rupanya keramaian ini terkait dengan apa yang terpampang pada spanduk tersebut.

Donor darah yang mengambil tema toleransi ini di motori oleh Jemaat Ahmadiyah Jawa Timur, dengan menggandeng beberapa elemen masyarakat. Diantaranya PMI unit kota Surabaya, aparat pemerintahan, FKUB, kepolisian, TNI, masyarakat, serta aliansi lintas agama dan keyakinan yang tergabung dalam Sobat KBB. Tercatat ada 73 peserta mendaftarkan diri dan 33 orang memenuhi syarat untuk diambil darahnya.

ahmadiyah-jawa-timur-donor-darah-toleransi-4

Sambutan Mubaligh Wilayah Jawa Timur Mln. Basuki Ahmad

Tema toleransi diangkat dalam kegiatan donor darah kali ini, dimaksudkan untuk bisa menjembatani terjalinnya komunikasi serta kerjasama lintas agama dan keyakinan, yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Selain itu juga untuk membuktikan bahwa, tidak selamanya perbedaan agama dan keyakinan menjadi penyebab perpecahan serta pertumpahan darah. Seperti isu-isu rasis intoleran yang saat ini jamak terjadi di beberapa belahan dunia. Sebaliknya perbedaan agama dan keyakinan yang disatukan dalam kegiatan donor darah ini, menjadi sebab “tumpahnya darah” untuk kemanfaatan bagi kemanusiaan.

Kesan dari peserta donor darah toleransi juga sangat positif. Diantaranya seorang pendonor dari kepolisan mengatakan: ”Senang rasanya bisa mengikuti donor darah toleransi ini dan berharap kedepan bisa dilaksanakan kembali”. Pendonor lain dari GKJW mengungkapkan: “Donor darah ini membuktikan bahwa kebersamaan itu masih ada, moment seperti ini bisa memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dan berharap kebahagiaan seperti ini bisa selalu ada dan terus ada”. Seorang khadim berpendapat, ”Meskipun kita berbeda agama dan keyakinan, tapi toh darah kita tetap sama merah warnanya dan bermanfaat bagi setiap orang tanpa membedakan agamanya”. Sedangkan perwakilan PMI unit Kota Surabaya menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada seluruh peserta dan akan menyalurkan hasil donor darah dari Ahmadiyah kerumah sakit-rumah sakit, untuk memenuhi kebutuhan darah pasien yang sedang sakit.

Salah seorang aktifis Sobat KBB mas Akhol Firdaus, dalam sambutan penutupan acara di hadapan seluruh peserta menyatakan bahwa, citra Ahmadiyah sebagai organisasi yang disesatkan harus dibantah, aparat supaya jangan sampai terkecoh dan percaya pada fitnah-fitnah yang beredar diluar sana. Lebih lanjut beliau berslogan, “Kalau dada ini dibelah isinya Pancasila, kalau darah ini kita tumpahkan isinya Bhineka Tunggal Ika, sebagai bukti bahwa kita semua mencintai Indonesia”.

ahmadiyah-jawa-timur-donor-darah-toleransi

Peserta Donor Darah Toleransi Berpose di Depan Masjid An-Nur Surabaya

 

Bapak Mln. Basuki Ahmad, Mubaligh wilayah Ahmadiyah Jawa Timur mengungkapkan, bahwa kegiatan donor darah toleransi, idenya berawal dari pertemuan aliansi lintas agama dan keyakinan yang tergabung dalam Sobat KBB beberapa waktu sebelumnya. Kegiatan ini sebagai realisasi komitmen bersama, untuk bisa mewujudkan toleransi antar umat beragama dan keyakinan dalam bentuk yang lebih nyata, serta bisa memberikan manfaat bagi sesama umat manusia. Dan kedepan diharapkan bisa dilaksanakan kembali dengan melibatkan jumlah peserta lebih banyak.(Sufni)

Posted in Kemanusiaan, NasionalComments (0)

Peringatan Hari Muslih Mau’ud Muslim Ahmadiyah Tasikmalaya Diisi Mantan Anggota Gerakan Ahamdiyah

Peringatan hari Muslih Mauud Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya diisi oleh pembicara utama Bapak Drs. Abdul Rozak salah seorang Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
Peringatan Hari Muslih Mauud Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya diadakan pada hari Rabu 18 Februari 2015 di Masjid Mubarak Tasikmalaya. Acara yang berlangsung selepas Maghrib merupakan acara rutin pengajian mingguan yang diisi dengan tema memperingati Hari Muslih Mauud.
Setelah pembukaan dengan pembacaan ayat suci Al Quran yang ditilawatkan oleh Apip Yuhana dan syair oleh Attaul Qudus khaddim dari Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya acara pokok diisi oleh Drs. Abdul Rozak, selama satu jam pemarannya beliau menyampaikan berbagai sendi-sendi dari makna peringatan Hari Muslih Mauud dan juga beliau menceritakan bagaimana beliau menyampaikan kebenaran ajaran Jemaat Ahmadiyah kepada sahabat-sahabat beliau yang berada di golongan Gerakan Ahmadiyah Lahore yang selama 15 tahun beliau ikuti sebelum bergabung dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
Dalam pembukaan pemaparannya beliau menyampaikan bahwa masalah kedatangan Imam Mahdi merupakan kepercayaan yang juga diyakini bukan hanya oleh Jemaat Ahmadiyah namun juga golongan lain semisal Syiah.
Drs. Abdul Rozak menyitir sebuah hadits tentang akan turunya Isa putra Maryam ke bumi yang akan menikah dan akan dikarunia anak yang dijanjikan.
“Muslih artinya orang yang memperbaiki, karena adanya kerusakan. Apa yang rusak? apa yang sudah dibangun oleh jemaat” ungkap beliau dihadapan 250 jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya yang hadir. Kemudian Drs Abdul Rozak yang menjabat Sekretaris Tarbiyat ini memaparkan bahwa setelah kewafatan Khalifatul Masih I mulai terjadi kerusakan dalam Jemaat Ahmadiyah dengan adanya beberapa orang penting dan pengurus yang tidak mau menerima terpilihnya Hazrat Mirza Basyirudin Mahmud Ahmad sebagai Khalifatul Masih II dan membuat organisasi Ahmadiyah tandingan di kota Lahore.
Drs Abdul Rozak kemudian menjelaskan bahwa meski terpecah namun karena adanya janji Allah akan adanya Muslih Mauud yang akan memperbaiki, Jemaat Illahi ini akan diselamatkan. “Disamping dijanjikan dalam hadits, Hazrat Masih Mauud as sendiri mendapat ilham supaya berkhalwat menyepi, beliau menjalankan perintah itu dengan memilih rumah sahabat beliau di Kota Hosyiarpur dan berkhalwat selama 40 hari di lantai II dengan pesan kepada pengikut beliau supaya tidak ada satupun orang atau tamu yang mengganggu dan meminta makanan disimpan didepan kamar beliau” papar pria dengan ciri khas logat bahasa jawa yang halus.
Pada masa beliau berkhalwat itulah Masih Mauud menerima ilham tentang akan dikaruniainya beliau oleh Allah SWT oleh seorang putra yang dijanjikan.
Drs. Abdul Rozak kemudian mengupas bagaimana kegoncangan yang ditimbulkan oleh mereka yang menentang Khalifatul Masih II. Diantaranya Muhammad Ali seorang sahabat Masih Mauud yang menjadi pelopor Gerakan Ahmadiyah Lahor menulis buku berbahasa Inggris berjudul ‘Ahmadiyya Movement’. “Dalam buku itu ada tertulis bahwa pengikut Ahmadiyah yang fanatik dan terdorong hawa nafsunya telah mengangkat Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi” ungkap Drs. Abdul Rozak. Tokoh Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang bermukim di Yogyakarta ini juga menyatakan “Dalam buku ‘Ahmadiyya Movement ini juga didapati pernyataan Muhammad Ali bahwa jika Jemaat Ahmadiyah Qadian tidak meninggalkan ajarannya mereka akan terpaksa mendeklarasikan syahadat baru dan Islam dijadikan agama yang telah lalu.”
Kemudian beliau menyampaikan bahwa Al Quran terjemahan Bahasa Indonesia terbitan Arab Saudi bekerja-sama dengan Departemen Agama pada catatan kakinya halaman 32 menyebutkan bahwa Ahmadiyah adalah agama baru dan sesat menyesatkan. Beliau menyampikan mungkin dari sinilah kebanyakan tokoh masyarakat yang menyarankan kepada Jemaat Ahmadiyah untuk membuat agama baru.
Drs. Abdul Rozak yang telah 2 hari berada di kota Tasikmalaya ini menasihatkan kepada anggota Jemaat Ahmadiyah “Dalam akhir surat Ali Imran Allah SWT memerintahakan kepada orang beriman untuk ‘bersabarlah dan tingkatkan kesabaran’ dari ayat ini orang beriman diperingatkan mereka akan menjalani dua kaki ujian pertama datang dari luar yang kedua datang dari dalam”
“Kebangkitan Muslih Mauud adalah untuk menghadapi musuh dari luar juga dari dalam Jemaat” Drs. Abdul Rozak menegaskan “Karena Allah SWT sudah menjanjikan pada Masih Mauud, meski ujian datang dari luar dan dalam Jemaat dibawah pimpinan Khalifatul Masih II Hazrat Mirza Basyirudin Mahmud Ahmad (putra pendiri Jemaat Ahmadiyah yang merupakan Muslih Mauud atau putra yang dijanjikan dan diilhamkan pada pendiri Jemaat Ahmadiyah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as) jemaat berkembang pesat bahkan sampai ke negeri eropa juga termasuk ke Indonesia melalui Mln. Rahmat Ali HAOT yang diutus oleh Muslih Mauud ra”
Drs. Abdul Rozak mengajak anggota Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya dalam peringatan Hari Muslih Mauud untuk menghayati makna kebangkitan beliau terutama dalam menghadapi musuh dari luar maupun dari dalam.
Pengingkaran dari golongan Gerakan Ahmadiyah Lahore kepada kenabian Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dapat dijawab melalui buku tulisan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as ‘Al Wasiyat’ yang juga diimani oleh golongan Gerakan Ahmadiyah Lahore, dimana dalam buku tersebut ada tertulis pendakwaan pendiri Jemaat Ahmadiyah sebagai Nabi Ummati
Pada akhir sesi Drs Abdul Rozak menyampaikan poin penting yang harus diamalkan oleh anggota Jemaat Ahmadiyah dimana poin-poin ini menjadi visi beliau dalam mengemban amanat beliau sebagai Sekretris Tarbiyat Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia. “Ini merupakan khittah Ahmadiyah, doa dari pendiri Jemaat Ahmadiyah. Hal ini sebagai dasar tarbiyat Jemaat Ahmadiyah telah disetujui oleh Hazrat Khalifatul Masih V saat saya sampaikan kepada beliau mengenai tugas saya dalam bidang tarbiyat Jemaat Ahmadiyah Indonesia”
Empat poin atau “Khittah Ahmadiyah’ yang merupkan doa Hazrat Mirza Ghulam Ahmadiya as, itu adalah:
  1. Perlihatkan padaku hambaku dari jemaat ini yang tampil sopan santun yang didorong oleh keimanannya.
  2. Perlihatkan padaku hambaku dari jemaat ini orang berilmu yang memberi manfaat kepada orang lain paling tidak dengan doanya.
  3. Perlihatkan padaku hambaku dari jemaat ini orang-orang yang memiliki mata yang gampang menangis terutama saat berdoa dihadapan Allah SWT.
  4. Perlihatkan padaku hambaku dari jemaat ini orang-orang yang memiliki hati bergetar ketika ia berzikir.
“Jemaat Ahmadiyah merupakan pohon yang ditanam langsung oleh tangan Allah, kemajuan dan keindahan dengan mengamalkan 4 khittah ahmadiyah akan terlihat sehingga bertabligh akan lebih menarik daripada bertabligh dengan cara adu argumentasi” Tutur Drs. Abdul Rozak

“Jadikanlah Jemaat Ahmadiyah sebagai Pohon yang ditanam oleh Allah SWT yang memberi keindahan bagi yang melihatnya, memberi buah amal saleh, memberi kesejukan bagi orang yang berteduh dibawahnya maupun disekitarnya” pungkas Drs. Abdul Rozak.Doni Sutriana

Sumber : ahmadiyyapriatim

Posted in Nasional, TarbiyatComments (0)

muslih-mau'ud-mirza-basyiruddin-mahmud-ahmad-2

Nubuatan Tentang Muslih Mau’ud

Hazrat Masih Mau’ud as pada permulaan tahun 1886 berangkat ke Hosyiarpur dari Qadian dan tinggal di tempatnya syeikh Mehr Ali shahib, di tempat itulah Hazrat masih Mau’ud as menyepi selama 40 hari. Masa masa itu beliau telah menyampaikan ibadahnya pada (‘uruuj) ketinggian dan hasilnya Allah Taala meganugerahkan tidak terhitung anwar ghaibiyyah dan akhbaar e ghaibiyyah kepada beliau dan menganugerahkan satu bisyarat agung mengenai Muslih Mau’ud .yang sebelum itupun talag dinubuatkan dalam kitab kitab yahudi Talmud dan hadits Rasulullah SAW.Sebagaimana Hazrat masih mau’ud AS bersabda mengenai nubuatan kedatangan Muslih Mau’ud r.a.(Mujib Shab Loan Qadian)

Perasaan prihatin melihat keadaan rohani umat manusia saat itu mendorong Beliau untuk mencari suatu tempat dimana beliau bisa bermunajat dengan tenang dan memohon karunia dari Tuhan. Pada tahun 1884 Beliau memutuskan untuk berangkat ke Sujanpur di distt Gurdaspur. Tetapi Beliau menerima wahya (Urdu):

Keinginan engkau akan diperoleh di Hosyiarpur” Oleh karena itulah beliau berangkat ke Hosyiarpur pada bulan Januari 1886, ditemani oleh tiga orang murid beliau , dan beliau memilih tempat dirumah syeikh Mehr Ali shahib seorang penduduk Hosyiarpur yang beliau anggap sesuai dengan keinginan beliau. Beliau memerintahkan kepada tiga orang Murid Beliau bahwa salah seorang dari mereka supaya menyediakan makan dua kali sehari dan membawanya kehadapan Beliau tanpa bicara sedikitpun. Beliau juga memerintahkan kepada mereka agar tidak ada orang yang datang menemui Beliau dan mengganggu Beliau. Demikianlah Beliau sebagaimana nabi Musa as mengahabiskan waktu selama 40 malam di gunung Sinai. Hazrat Ahmad AS melakukan Chilla Kasyi (beribadah pada suatu tempat yang khusus) selama 40 hari di Hosyiarpur, mengenai hal ini, sebelumnya pada tahun 1883 Beliau menerima wahyu dari Tuhan “Engkau memiliki kedudukan seperti Musa”.

Aku menganugerahkan sebuah tanda Rahmat kepadamu, sesuai dengan apa yang telah engkau mohonkan kepada Ku, Maka aku telah mendengar ratapan mu Dan dengan karunia Ku Aku telah memberikan pengabulan atas doa doa Mu. Perjalananmu ke (Hosyiarpur dan Ludhiana) telah kujadikan penuh berkat bagi mu. Maka kepadamu akan diberikan tanda qudrat, rahmat dan kedekatan denga Ku. Suatu tanda karunia dan ihsan akan dikaruniakan kepadamu. Dan sebuah kunci kemenangan dan keberhasilan akan diberikan kepadamu. Wahai Muzaffar! Selamat atasmu. Allah Ta’ala telah berfirman demikian supaya orang-orang yang menginginkan kehidupan, dapat terlepas dari genggaman maut. Dan mereka yang tertindih di dalam kubur dapat keluar, serta supaya kemuliaaan Islam dan martabat kalamullah akan nyata bagi manusia. Dan supaya kebenaran itu bisa datang dengan segala berkatnya, serta kebatilan dapat lenyap dengan segala kesialannya. Supaya menusia mengetahui bahwa Aku berbuat sesuai dengan apa yang ku kehendaki.

Dan supaya mereka yakin bahwa aku bersama engkau. Dan supaya bagi mereka yang tidak beriman kepada wujud Allah dan memandang dusta serta ingkar terhadap agama Allah, terhadap kitabnya dan rasulnya yang suci Muhammad Mustafa SAW. Hal ini menjadi suatu tanda yang nyata. Dan supaya tampak jalan orang-orang yang berbuat dosa atau aniaya, maka suatu khabar suka bagimu bahwa seorang anak laki-laki yang rupawan dan suci akan dianugerahkan kepada engkau. Engkau akan memperoleh seorang putera yang pandai, anak itu akan lahir dari benih mu, dari keturunanmu sendiri. Seorang anak laki-laki yang bagus dan suci akan datang sebagai tamu bagimu.

Ia bernama Imanuel dan juga Bashir. Ia telah diberi roh yang suci dan bersih dari dosa. Ia adalah nur Ilahi Berberkatlah ia yang datang dari langit. Besertanya akan ada Fadhol yang datang bersamaan dengan kedatangannya. Ia akan memiliki kebesaran, kemuliaan dan kekayaan .Ia akan datang kedunia ini dan akan menyembuhkan banyak orang dari berbagai penyakit melalui kekuatan Kemasihannya dan melalui berkat-berkat ruh kebenarannya.Ia adalah kalimatullah, sebab rahmat dan ghairat Allah Ta’ala lah yang yang telah mengirimkannya dari kalimah kemuliaannya. Ia akan sangat cerdas dan cerdik serta berhati lembut. Ia akan dipenuhi dengan ilmu ilmu zahiriah dan Bathiniah.

Ia akan membuat tiga menjadi empat (maknanya masih belum diketahui)Hari senin, berberkatlah hari senin itu. Putera tercinta, amat harum dan mulia namanya, ia adalah manifestasi awal dan akhir. suatu manifestasi kebenaran dan kemuliaan, seolah olah Allah Turun dari langit. Yang mana kedatangannya sangat berberkat dan memperlihatkan keperkasaan Ilahi. Nur datang, yaitu nur yang telah diharumi oleh Allah Ta’ala dengan wewangian keridloannya. Kami akan memasukkan roh kami kedalam dirinya.

Dan naungan Allah selalu berada diatas kepalanya. Ia akan maju berkembang dengan cepat. Ia akan membebaskan orang orang yang dibelenggu. Ia akan memperoleh kemasyhuran sampai ke pelosok-pelosok dunia, dan bangsa-bangsa akan memperoleh berkat darinya. Kemudian ia akan diangkat ke langit dari segi keruhaniannya. Hal ini telah ditetapkan.”

Sumber : putradarweisy.blogspot.com

Posted in SejarahComments (0)

muslih-mau'ud-mirza-basyiruddin-mahmud-ahmad-1

Muslih Mau’ud , Pribadi Agung Bagi Kemajuan Islam dan Jemaat Ahmadiyah

oleh : Mawahibur Rahman
Sumber : Mawahibur Rahman
A. Masa Sebelum Kekhalifahan

Masa Kanak-Kanak dan Remaja

Mempelajari perjalanan hidup Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra. — Sang Muslih Mau’ud — adalah sebuah kehormatan tersendiri bagi saya. Darinya tergambar suatu sosok agung yang dari semua tahapan umurnya diisi dengan segala kecermelangan. Seorang pemimpin besar yang telah membawa bahtera Jemaat berlayar dengan penuh keberhasilan. Pada masa kanak-kanaknya, beliau sudah memperlihatkan kecermelangan dari segi rohani, sehingga tatkala beliau baru memasuki usia 11 tahun beliau telah berikrar untuk tetap mendirikan shalat dengan dawan demi Sang Kekasih Sejatinya, Allah swt.1 Dalam tahun yang sama beliau mendirikan organasasi Tashizul Azhan, sebuah organisasi yang didirikan untuk memupuk dan meningkatkan kecintaan para pemuda di sekeliling beliau terhadap pengabdian Islam 2.

Pada usia 19 tahun beliau mengucapkan janji setia di hadapan jenazah Masih Mau’ud as. Dengan mengucapkan,” Apabila semua orang meninggalkan beliau as. Dan kemudian saya tinggal sendiri, maka saya akan menghadapi dunia ini sendiri dan saya tidak akan pernah gentar terhadap suatu penentangan dan permusuhan ”. Masih di usia ini jugalah beliau mengusahan pendirian Madrasah Ahmadiyah, dan telah diberi kepercayaan untuk menyampaikan khotbah pada kesempatan Jalsah Salanah 3. Dua tahun kemudian beliau telah dipercaya untuk menjabat amanat sebagai amir maqam dan menjabat sebagai Sadr Anjuman Ahmadiyah, institusi tertinggi di bawah Khalifatul Masih Awwal. Perlu dicatat bahwa saat itu usia beliau ra.masih 21 tahun, sedangkan masih banyak sahabat Masih Mau’ud as. Yang masih hidup dan tidak diragukan lagi bahwa beliau-beliau ra. adalah pribadi-pribadi mukhlis yang berilmu tinggi, namun kecuali beberapa individu (Muhammad Ali dkk) mereka semua tunduk patuh kepada Muslih Mau’ud ra. Ini semua semata-mata karena kerohanian beliau yang bersinar terang.

Mempertahankan Jubah Khilafat

Masih dalam masa sebelum beliau ra. dipilih sebagai seorang Khalifah, Hadhrat Muslih Mau’ud ra. juga berperan penting dalam mempertahankan kehormatan Jubah Khalifah, dimana beliau berkali-kali berusaha mengembalikan golongan pembangkah Khalifah kepada jalur yang benar. Dan beliau seringkali menasehati golongan tersebut agat tetap setia, tunduk patuh terhadap perintah Khalifatul Masih Awwal. Puncaknya adalah saat beliau ra. terpilih secara aklamsi oleh ribuan orang sebagai Khalifatul Masih pada 14 Maret 1914. Sebelum pemilihan Khalifah dimulai, terjadi perdebatan sengit antara beliau dengan golongan Muhammad Ali, dimana Muhammad Ali dkk bersikeras agar setelah kewafatan Khalifatul Masih Awwal disediakan waktu beberapa bulan untuk merundingkan bagaimanakah dan siapakah pengganti dari Khalifatul Masih Awwal. Menyadari bahwa kekosongan pemimpin dalam jemaat ini sangatlah berbahaya, beliau menolak usulan hal itu setelah mengalami kebuntuan dalam perundingan yang berkali-kali. Dari sejarah nampaklah Hadhrat Muslih Mau’ud sama sekali tidak pernah terlintas dalam pikiran beliau ra. untuk menjadi seorang Khalifah, karena dalam perundingan dengan klik Muhammad Ali beliau menyatakan siap untuk memilih salah seorang dari golongan tersebut. Ini makin terlihat saat beliau hendak membaiat ribuan ornag yang memadati Masjid Nur, beliau sendiri tidak ingat dengan isi pernyataan bai’at 4.

Putra yang Dijanjikan itulah julukan beliau ra. namun bagi saya perjalanan 52 tahun beliau memimpin jemaat memperlihatkan bahwa beliau bukan sekedar Putra Yang Dijanjikan. Beliau adalah bapak dari semua Ahmadi yang berada di bawah pimpinannya. Jika Hadhrat Masih Mau’ud as. yang beberkat telah meletakkan pondasi awal jemaat ini, maka Hadhrat Muslih Mau’ud ra. telah mendirikan banguan Jemaat yang megah lagi kokoh diatas pondasi itu. Berbicara mengenai jasa-jasa Hadhrat Muslih Ma’ud ra. bagi jemaat dan Islam, tidaklah mungkin artikel ini bisa menuliskan dengan sempurna. Tidak mungkin dari segi jumlah halaman dan tidak mungkin juga bagi penulis seperti saya. Dengan memohon pertolongan Allah Ta’ala saya akan mencoba menyoroti beberapa segi keberhasilan beliau dalam menghimati Islam melalui Jemaat Ilahi ini.

B. Masa Kekhalifahan

Penataan Nizam Jemaat

Menyadari bahwa Jemaat yang sedang beliau pimpin adalah gerakan yang dipersiapkan untuk memimpin dunia di masa mendatang, beliau ra. Merusaha membentuk sebuah Nizam (aturan atau sistem kerja) yang kokoh. Wawasan khusus yang dianugerahkan Allah memungkinkan beliau mengetahui dengan pasti program apa yang paling diperlukan dan kapan saatnya untuk meluncurkan program tersebut. Hal yang pertama beliau lakukan sebagai Khalifatul Masih adalah menetapkan dewan konsultatif yang disebut sebagai Majlis Syura. Dewan ini menjadi lembaga permanen di dalam Jemaat yang melakukan pertemuan setiap tahun sekali atau kapan saja jika diperlukan guna memberikan nasihat kepada Khalifah mengenai masalah kebijakan yang penting. Beliau menetapkan berbagai departemen yang dibentuk dalam cetakan yang efektif dan praktis menjadi mekanisme administratif Jemaat yang disebut Sadr Anjuman Ahmadiyah (tahun 1919)5. Untuk menguatkan program ini, secara rinci beliau telah menerangkan tugas dan wewenang dari setiap departemen ataupun pengurus, dan selalu menegur jika melihat hal ini tidak berjalan dengan semestinya. Selain itu juga, beliau membagai orang-orang jemaat (ahmadi) ke dalam berbagai badan dalam jemaat sesuai dengan rentang umur, darinyalah kita mengenal Khudam, Anshar ataupun Lajnah Imailah. Terbukti pembagian ini telah memupuk rasa persaudaraan diantara anggotanya yang saling mendorong satu sama lain dalam meningkatkan nilai ahlak dan spirit. Selain itu dibentuk juga beberapa komite atau dewan untuk mendukung kelangengan Nizam Jemmat, seperti Dewan Qadha (1943) atau Komiter Sejarah Silsillah Ahmadiyah

Kemajuan Pendidikan

Dari sejak awal, beliau memberi perhatian besar terhadap perkembangan pendidikan dan kesadaran membaca di semua kalangan Jemaat. Terutama terhadap standar pendidikan para wanita Ahmadi, hal ini tampak sangat berhasil dari tingginya kualitas pendidikan para wanita Ahmadi dengan komunitas sejenisnya. Madrash Ahmadiyah yang semula didirikan untuk menunjang pendidikan agama dinaikkan tingkatnya menjadi Jamiah Ahmadiyah yang dipersiapkan untuk mencetak para ulama jemaat yang berilmu dan berahlak tinggi (1928). Tidak tertinggal pula pada 1930 diresmikan Universitas Ahmadiyah.

Penyebaran Misi Islam Sejati

Kesadaran beliau ra. untuk terus melebarkan kepakan sayap Jemaat tidak pernah lekang oleh waktu dan keadaan. Untuk mendukung hal ini, dicanangkanlah program Tahrik Jadid (1934). Sebuah gerakan pengorbanan dan penghematan, sehingga darinya ribuan misi Jemaat, Masjid, Rumah Sakit, dan sekolah berhasil didirikan di seluruh pelosok dunia. Dengannya hampir tiada negara yang tidak terjangkau Tabligh Ahmadiyah, dari ujung barat hingga ke pelosok timur. Untuk menjamah daerah pedalaman dan pedesaan dalam penyampain Misi Islam dicanangkanlah program Waqfi Jadid. Betapa kedua program ini telah membentuk ruh utama Jemaat ini, yaitu ruh pengorbanan.

Penulisan dan Penyebaran Literatur Islam

Walaupun praktis tidak mendapatkan pendidikan dunia yang cukup layak. Namun beliau dikarunia kecerdasan intelektual yang tinggi, baik dalam penguasaan ilmu keagamaan ataupun pemahaman ilmu dunia. Beliau telah mewarisi kecermelangan dalam kedasyatan pena dari ayah beliau ra. Beliau berhasil menampilkan literatur Islam yang tidak melulu hanya membahas mengenai ilmu ukhrowi belaka, didalamnya diramu berbagai disipilin ilmu yang merangsang daya intektual pembacanya. Lebih dari 200 buku dan selebaran telah diterbitkan atas nama beliau 6. Muncullah sebuah masterpiece dari antara itu semua, yaitu dibukukannya Tafshir Kabir Al-Quran Karim. Sebuah tafsir setebal lebih dari 10.000 halaman yang menjelaskan tiap-tiap ayat dalam Al-Qur’an dengan kualitas yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Beliaupun selalu berusaha agar semua literatur itu bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat dunia baik ia seorang Ahmadi atau bukan. Penyebaran berbagai literatur ini sangat menunjang misi pertablighan Ahmdiyah.

Pendirian Kota Rabwah

“Ia akan menjadikan yang tiga menjadi empat” inilah nubuatan mengenai Muslih Mau’ud yang salah satunya tergenapi dengan pendirian kota Rabwah. Kota ini menambah daftar tiga kota suci sebelumnya yaitu Kota Mekkah, Madinah serta Qadian. Perkembangannya sendiri sangat berbau mukjizat, dari sebuah hamparan bukit kapur tandus yang sama sekali tidak menampakkah harapan kehidupan disulap menjadi sebuah kota modern masa kini yang didalamnya semangat kesucian dan pengabdian tidak pernah berhenti dihembuskan. Di tengah serangan kejahatan moral dari berbagai sisi, Kota Rabwah tetap representativ untuk menampilkan kota kebanggan para Ahmadi.

Catatan Kaki

  1. Maulana Dost Muhammad Shaheed , Selayang Pandang Kehidupan Beberkat Hadhrat Musliha Mau’ud ra. Dimuat majalah Gema edisi Maret 2009
  2. Mahmud Ahmad Cheema, Riwayat Hidup Muslih Mau’ud ra.
  3. Maulana Dost Muhammad Shaheed , Selayang Pandang Kehidupan Beberkat Hadhrat Musliha Mau’ud ra. Dimuat majalah Gema edisi Maret 2009
  4. Lihat Mempertahankan Jubah dari Tuhan oleh Muhammad Zafrullah Khan diterbitkan dalam majalah Sinar Islam Maret 1980
  5. Lihat Bockarie Tommy Kallon, Keberhasilan dari Hazrat Khalifatul Masih II. Dimuat dalam www. Ahmadiyah.or.id
  6. Lihat ibid

Posted in SejarahComments (0)

Page 1 of 512345

@WartaAhmadiyah

Tweets by @WartaAhmadiyah

http://www.youtube.com/user/AhmadiyahID

Kanal Youtube

 

Tautan Lain


alislam


 
alislam


 
alislam


 
alislam

Jadwal Sholat

shared on wplocker.com